Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.101.0

ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Dikutip dari Parents, setiap anak perlu belajar mengatur emosi. Anak yang mudah menangis karena hal-hal yang terlihat sepele cenderung memiliki sifat yang sangat sensitif. Profesor Psikologi di Marist College, Poughkeepsie, New York, Linda Dunlap mengatakan, anak dengan perasaan sensitif bukanlah sebuah masalah yang perlu dikhawatirkan berlebih.
"Anak-anak yang sangat sensitif cenderung lebih penyayang, lembut, dan kreatif," kata Dunlap
Mengenali Anak yang Sensitif
Anak yang sangat sensitif (HSP) memiliki ciri kepribadian yang dikenal sebagai sensitivitas pemrosesan sensorik (SPS).
Kedua istilah tersebut dicetuskan oleh psikolog Elaine Aron pada tahun 1990-an. Pakar memperkirakan setidaknya ada 20% manusia di bumi masuk kategori HSP. Anak dalam kategori ini cenderung memproses rangsangan eksternal dan internal dengan cara yang lebih personal dan dalam daripada orang lainnya.
ADVERTISEMENT
"Anak-anak yang sensitif mungkin kewalahan oleh perasaan mereka sendiri, tetapi mereka juga sangat peka terhadap perasaan orang lain, dan ini membuat mereka menjadi teman yang sangat berempati," ujar Dunlap
Kendati demikian, ada alasan lain di balik anak-anak yang sangat sensitif. Pakar menyebut, anak bisa menjadi sensitif karena baru mengalami kejadian seperti pindah rumah atau memiliki adik baru. Namun, ada beberapa hal lain seperti:
-Gangguan besar pada rutinitas harian mereka
-Kurang tidur
-Kurang nutrisi
-Penyakit
-Infeksi
-Stres
Cara Menghadapi Anak yang Sangat Sensitif
1. Fokus pada Sifat-sifat Positif
Hindari menggunakan label seperti "cengeng", "pemalu," atau "pendiam,". Hal yang bisa Anda lakukan yakni, memuji anak Anda karena betapa jelinya mereka, berterima kasih kepada mereka karena menyadari ketika anak lain mengalami hari yang buruk, atau meminta mereka untuk menunjukkan apa yang mereka sukai dari diri mereka sendiri. Fokuslah pada kelebihan daripada membingkai mereka dengan kata-kata negatif.
ADVERTISEMENT
2. Bantu Anak Mengelola Emosi
Misalnya mereka menangis di sebuah pesta ulang tahun, karena mereka mendapat kue berwarna merah tetapi sebenarnya mereka ingin kue berwarna biru. Jika yang Anda lakukan menukar kue sesuai keinginan mereka, Dunlap mengatakan, ini justru dapat menghilangkan kepercayaan diri atas kemampuan mereka memecahkan masalah.
Sebaliknya, salah satu cara untuk membantu mereka mengendalikan emosi adalah dengan mengatakan dengan meminta mereka menarik napas dalam-dalam dan mengembuskannya melalui mulut. Jelaskan bahwa rasa kuenya sama meski warnanya berbeda. Selain itu, warna merah juga keren karena terlihat lebih terang, atau analogikan dengan hal lain yang disukai anak.
3. Bantu Mengalihkan Perhatian
Cara lain yang bisa Anda lakukan apabila mereka sedang menangis adalah mengalihkan perhatian mereka ke aktivitas lain. Misalnya dengan berhitung dengan suara sedikit lebih keras atau melantunkan lagu kesukaan mereka.
ADVERTISEMENT