Cerita Teuku Wisnu yang Dihina Banyak Orang Setelah Berhijrah

Teuku Wisnu di kumparan (Foto: Liana/kumparan)

Setiap orang yang memutuskan untuk berhijrah dan menjalani kehidupan yang lebih dekat dengan Sang Pencipta, tentu memiliki ceritanya masing-masing. Seperti Teuku Wisnu yang mempunyai sebuah cerita dalam perjalanan hijrahnya yang penuh liku namun ternyata membuatnya semakin kuat untuk mendalami ilmu agama.

Seorang Wisnu yang namanya melejit karena aktingnya di layar kaca sebagai pemain sinetron, secara tiba-tiba mengubah haluan hidupnya. Ia tinggalkan semua gemerlap panggung hiburan, ia lupakan karier yang membuatnya dapat hidup bergelimang harta. Ia memilih untuk berhijrah dan mendekatkan diri kepada Allah.

Mungkin akan menjadi sebuah pertanyaan dalam benak kita, apakah Wisnu sanggup untuk meninggalkan hedonisme selama ia berkarier di dunia entertainment? Ternyata... Wisnu sanggup.

"Dibilang enggak mudah, enggak juga. Enggak tahu kenapa ketika belajar ilmu agama, saya menemukan kebahagiaan di situ. Dibilang enggak mudah, saya malah bahagia. Muda-mudahan Allah memberikan kemudahan. Tapi saya bahagia, dan saya enggak bisa ungkapin (kebahagiaan itu). Saya bahagia mempelajari ilmu agama dan saya bahagia," ungkap Wisnu dengan muka berseri saat mengenang awal perjalanan hijrahnya kepada kumparan (kumparan.com) beberapa waktu lalu.

Teuku Wisnu di kumparan (Foto: Achmad Rafiq/kumparan)

Baginya melepaskan hal duniawi, termasuk karier yang tengah cemerlang, bukan hal yang sulit jika kebahagiaan lahir batin sudah dirasakan.

"Ketika sudah bahagia, jadi ya udahlah (lupakan duniawi). Secara pemasukan berkurang drastis, iya. Tapi kebahagiaan ini mengalahkan semuanya," lanjut Wisnu.

Meski demikian bukan berarti pemeran Farrel dalam sinetron 'Cinta Fitri' itu tidak menemukan tantangan dalam perjalanan hijrahnya. Hal-hal tak menyenangkan pun kerap ia temui, terutama saat ia mulai mengubah penampilan lebih religius dan menumbuhkan jenggot di wajahnya. Dipandang sebelah mata sampai dihina pun Wisnu terima dengan lapang dada.

"Tapi ada beberapa hal yang buat saya tenang, belajar ilmu agama ini bikin kita bahagia karena jadi tenang. Ketika banyak yang menghina saya, saya pun membaca satu hadis yang isinya Nabi Muhammad bertanya kepada para sahabat, 'Tahu tidak orang bangkrut kayak apa? Para sahabat bilang, ya kehilangan harta di dunia ini.' Lalu Nabi berkata kembali 'orang bangkrut itu yang mengumpulkan amal luar biasa tapi di akhirat hilang semua karena salah satunya menghina orang lain, gibah orang lain.' Jadi, dosanya kita ke dia, amal dia jadi ke kita. Saat kita dihina orang tapi kita dapat pahala, namanya transfer pahala gratis," bebernya.

Wisnu pun sadar, perubahan dirinya menjadi lebih religius bukan untuk mencari rida orang lain, melainkan rida Allah.

"Melakukan satu hal, jangan mengharapkan rida semua orang. Yang kita harapkan rida dari Allah. Kalau berharap rida orang, satu ulama bilang, sama aja kayak orang gila karena enggak mungkin. Hal apapun itu pasti ada yang kontra, enggak mungkin rida dengan apa pun yang kita lakukan," lanjutnya.

Beruntung Wisnu memiliki seorang istri yang selalu memberinya semangat dan dukungan untuk terus berjalan di arah yang ditentukan oleh Sang Pencipta. Ibarat di balik seorang pria sukses ada seorang wanita hebat di belakangnya, itulah Shireen Sungkar di mata Wisnu.

"Saya punya istri yang kuat banget. Saya salut banget sama Shireen. Mungkin orang melihatnya dari luar saja tapi enggak tahu kayak gimana dia dan yang banyak memberikan kekuatan adalah istriku. Dia begitu luar biasa, benar-benar tabah di belakangku, benar-benar support. Sampai masalah bantu aku secara ekonomi. Ya, banyak banget saya dibantu Shireen. Tapi yang palig besar adalah merasakan support dia. Alhamdulillah dikasih mudah," tuturnya dengan nada penuh haru.

Shireen Sungkar dan Teuku Wisnu (Foto: Instagram/@shireensungkar)

Meski tak lagi berkecimpung di dunia sinetron seperti dulu, namun pria yang gemar mengikuti kajian di masjid ini, masih tetap berkarier di entertainment dengan caranya sendiri. Berdakwah?

"Bukan kapasitas saya mungkin (untuk berdakwah). Tapi dakwah itu punya potensi masing-masing, jadi hal-hal yang punya potensi juga kita maksimalkan. Ketika ada program religi, jadi host, dan hanya jadi host itu sebagai sarana dakwah kita dengan potensi yang ada. Atau jadi panitia kajian bisa bantu ustaz untuk menyelenggarakan kajian, itu kan dapat pahalanya juga. Dibilang dakwah, semua orang wajib berdakwah, semua orang ingin berdakwah karena pahalanya luar biasa, tapi kita juga harus tahu potensinya di mana. Salah satunya dengan potensi yang ada, maksimalin aja," ungkap pria berusia 32 tahun ini.

Lalu, apa sih harapan Wisnu setelah menjalani kehidupan barunya ini?

"Pokoknya bahagia, dilindungi Allah, diberkahi semuanya. Tapi harapan terakhir saya dan keluarga dan kita semua masuk surga Allah Ta'ala," tutupnya.