Rahasia Makanan Ninja yang Bikin Mereka Lincah dan Selalu Fit

17 Juni 2020 17:44 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi ninja. Foto: Getty Images
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi ninja. Foto: Getty Images
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Sosok ninja bak kisah fiksi. Prajurit tradisional Jepang yang sangat misterius itu banyak digambarkan dalam film atau anime negeri Sakura. Ya, kita terbiasa melihat ninja sebagai tokoh fiksi. Di samping itu, keberadaannya pun tak banyak diketahui.
ADVERTISEMENT
Namun, ada banyak ulasan yang menjelaskan soal sosok ninja atau yang juga dikenal sebagai shinobi. Laman Atlas Obscura menulis bahwa para sejarawan memperkirakan kalau asal usul ninja sangat terkait dengan masa penuh konflik di Jepang; tepatnya pada abad ke-15 hingga ke-17.
Supaya bisa memenangkan pertempuran, masing-masing panglima mencari berbagai cara; salah satunya dengan menyewa pembunuh bayaran yang tak lain adalah ninja. Saat itu, mereka banyak bermukim di kawasan pegunungan di Provinsi Iga.
Terkenal dengan kelincahannya dalam bertarung, tugas seorang ninja tak mudah; mulai dari memata-matai musuh hingga melakukan misi pembunuhan. Untuk sejumlah misi berbahayanya, seorang ninja tentu menjaga pola makan mereka.
Ilmuwan Makato Hisamatsu dari Universitas Mie pernah mengungkap bahwa ninja tak boleh punya berat badan melebihi satu kantung beras —sekitar 60 kg. Ia juga harus memperhatikan kondisi lingkar pinggangnya. Tujuannya tentu supaya penyusupan dan pengintaian bisa dilakukan secara optimal. Tak heran kalau mereka lincah banget dalam memanjat dinding.
ADVERTISEMENT
Seorang sejarawan yang banyak menerbitkan buku-buku tentang Jepang di era feodal, Stephen Turnbull pernah menulis bahwa makanan ninja tak jauh berbeda dengan makanan kaum kelas bawah Jepang pada masa itu. Soalnya, profesi ninja banyak dilakukan golongan kelas bawah; tentu karena upahnya sangat besar. Ketika mereka sedang tidak menjalankan tugas, mereka bekerja sebagai petani.
Menu sehari-hari petani Jepang pada masa itu biasanya adalah nasi gabah, tanaman berbiji bernama millet, sayuran dan umbi-umbian liar. Selain itu, Hisamatsu menambahkan bahwa ninja juga mengonsumsi belalang, katak, dan ular. Menurut mereka, makanan itu berimbang dari segi gizi dan mudah didapat di alam liar. Asupan tersebut memungkinkan para ninja melatih fisik secara optimal.
Ubi Foto: Pixabay
Sebagian besar ninja juga menghindari daging merah karena kepercayaan mereka: bahwa membunuh hewan ternak dan memakan dagingnya adalah tabu.
ADVERTISEMENT
Sebuah tulisan Chikamatsu Shinegori pada abad ke-18 juga mengungkap keunikan dari cara makan para ninja. Katanya, mereka menghindari makanan yang menyebabkan bau menyengat pada badan supaya keberadaan mereka tak terendus saat mengendap-endap. Tak heran, banyak ninja yang menghindari bawang.
Pedagang memegang bawang putih di pasar tradisional, di Jakarta. Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan
Dalam tulisan tersebut, ninja juga dikatakan suka mengirimkan makanan sebagai pesan rahasia. Jika ingin melakukan pengkhianatan, maka ia mengirimkan ikan asin. Kalau ingin melakukan pembakaran, ia mengirimkan ikan kering. Jumlah dan ukurannya juga dibuat untuk menjadi simbol tanggal eksekusi mereka.
Oh iya,mereka juga mengirimkan kue manis saat memerlukan bantuan.
Ilustrasi mochi. Foto: Azalia Amadea/Kumparan
Untuk misi berhari-hari, ninja juga punya racikan makanan yang tak kalah unik. Dalam buku Banseshukai dari tahun 1600-an, ada panduan hidup seorang ninja. Dituliskan bahwa ketika melakukan perjalanan jauh, ninja membuat makanan dari campuran ubi, kayu manis, nasi, dan biji teratai.
ADVERTISEMENT
Mereka juga membuat serbuk dari kulit pohon cemara, ginseng, dan nasi putih yang dibentuk menjadi bola, kemudian dikukus. Katanya, makanan ini bisa bikin ninja kenyang hingga 2-3 hari.
Itulah makanan para ninja untuk tetap fit dalam bertugas. Susah juga ya, jadi seorang ninja?