Mitos dan Fakta di Balik Kantong Teh Celup

20 Juli 2018 9:34 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
com-Ngeteh (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
com-Ngeteh (Foto: Thinkstock)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Tidak berbeda dengan penduduk Jepang yang dikenal dengan budaya tehnya, mayoritas orang Indonesia juga suka minum teh. Ngeteh biasanya jadi pilihan banyak orang saat bersantai atau selepas bekerja.
ADVERTISEMENT
Kalau ada tamu datang ke rumah, teh juga menjadi minuman yang paling lazim disajikan. Saat cuaca panas ataupun turun hujan, teh pun banyak dicari. Terutama kalau lagi flu dan badan menggigil, ngeteh jadi salah satu hal yang wajib dilakukan.
Dikutip dari laman Indonesia Investment, penduduk Indonesia mengonsumsi rata-rata 0,32 kilogram teh per orang setiap hari. Statistik ini jadi bukti bahwa orang Indonesia memang suka ngeteh di setiap kesempatan. Apakah kamu juga salah satunya?
Kebiasaan minum teh orang Indonesia pun turut membuat negara ini memproduksi teh dalam jumlah besar, dan bahkan tercatat sebagai salah satu negara produsen teh terbesar. Pada tahun 2014 lalu saja, Indonesia berhasil menempati posisi ketujuh di dunia sebagai produsen teh terbesar. Provinsi-provinsi yang memproduksi teh paling banyak di Indonesia adalah Jawa Barat (menyumbang sekitar 70% dari produksi teh nasional), Jawa Tengah, dan Sumatra Utara.
com-Kebun teh (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
com-Kebun teh (Foto: Thinkstock)
Hampir setengah dari produksi teh Indonesia diekspor keluar negeri. Teh dari Indonesia memang digemari dunia karena dikenal memiliki kandungan katekin (antioksidan alami) tertinggi di dunia.
ADVERTISEMENT
Memang, selain rasanya yang enak, teh juga memiliki banyak khasiat, salah satunya adalah membuat tubuh peminumnya menjadi lebih rileks. Dikutip dari nytimes.com, setiap tiga cangkir teh yang dikonsumsi orang per hari bisa menurunkan risiko depresi relatif hingga 37 persen.
Seiring perkembangan zaman, penyajian teh pun menjadi lebih mudah karena kini ada pilihan teh celup yang jauh lebih praktis dibandingkan teh tubruk. Dengan kemasan yang simpel, teh celup pun menjadi favorit masyarakat Indonesia.
Namun belakangan ini, ada banyak pertanyaan yang muncul diantaranya kantong teh celup berbahaya bagi kesehatan. Kantong putih yang dipakai untuk membungkus teh celup diyakini memiliki senyawa yang disebut epiklorohidin. Sifat senyawa ini menjadi karsinogenik ketika berada di dalam tubuh. Dengan kata lain, ada kemungkinan teh celup meningkatkan risiko kanker.
ADVERTISEMENT
Namun, benarkah kantong teh celup berbahaya? Jangan panik!
com-Teh celup (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
com-Teh celup (Foto: Thinkstock)
Dikutip dari laman Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), kantong teh celup sudah didesain agar tidak meleleh pada suhu titik didih air sehingga kantong teh celup tidak terbuka saat diseduh dengan air panas.
Dalam situsnya, BPOM juga menjamin bahwa industri kertas untuk kemasan pangan sudah tidak menggunakan senyawa klorin sebagai pemutih. Sebab, hal ini merupakan syarat yang wajib ditaati oleh produsen pada saat mengajukan permohonan penilaian keamanan produk.
BPOM juga menjamin bahwa kantong teh celup yang merek dagangnya terdaftar di badan BPOM aman untuk digunakan dalam proses konsumsi. Produsen teh besar seperti Unilever, yang memiliki brand teh celup SariWangi, SariMurni, SariWangi Teh Melati dan Lipton, pun pasti melakukan rangkaian pengujian yang sangat ketat terhadap produk-produknya, termasuk kantong teh yang digunakan.
com- Teh SariWangi (Foto: Unilever Indonesia)
zoom-in-whitePerbesar
com- Teh SariWangi (Foto: Unilever Indonesia)
Kantong teh produk-produk Unilever dipastikan telah memenuhi standar keamanan yang diterapkan di seluruh dunia termasuk bahan yang bersentuhan langsung dengan makanan.
ADVERTISEMENT
Semua teh produksi Unilever dipastikan telah memperoleh izin edar dari BPOM, sehingga kamu tak perlu khawatir lagi dengan mitos atau isu yang beredar di sosial media mengenai bahaya kantong teh celup.
Jadi sudahkah kamu ngeteh hari ini?
Story ini merupakan bentuk kerja sama dengan Unilever Indonesia.