Soal Kerusuhan Suporter di Piala Gubernur Jatim, Menpora Bakal Temui PSSI

19 Februari 2020 17:22 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
David Da Silva merayakan gol yang dia cetak ke gawang Arema FC. Foto: dok. Persebaya
zoom-in-whitePerbesar
David Da Silva merayakan gol yang dia cetak ke gawang Arema FC. Foto: dok. Persebaya
ADVERTISEMENT
Perhelatan turnamen pramusim Piala Gubernur Jatim menyisakan noda. Pada partai semifinal Persebaya vs Arema FC di Stadion Gelora Soeprijadi, Blitar, Selasa (18/2/2020), suporter kedua tim bentrok di luar stadion.
ADVERTISEMENT
Insiden itu membuat Menpora Zainudin Amali buka suara. Melalui sambungan telepon, Zainudin mengungkapkan rasa prihatinnya.
"Saya prihatin ini terjadi kembali. Saya berharap supaya ini bisa ditangani. Pihak kepolisian harus menangani serius supaya tidak terulang," ujar Zainudin, Rabu (19/2/2020).
Tak cuma pihak kepolisian yang disorot Zainudin, pimpinan kelompok suporter juga harus mencari solusi bagaimana jika kedua tim kembali bertemu atau main di masing-masing kandang.
"Jawa Timur merupakan salah satu tempat yang direncanakan sebagai venue tuan rumah Piala Dunia U-20 2021. Kalau seperti ini suasananya, nanti orang tidak nyaman. Nah, kita harus duduk bareng juga dengan pihak keamanan," kata Menpora.
Menpora Zainudin Amali memberikan keterangan pers terkait agenda olahraga yang akan dihadapi Indonesia di Kemenpora, Jakarta, Kamis (14/11/2019). Foto: ANTARA FOTO/Nova Wahyudi
Tidak berhenti di situ. Dalam waktu dekat Zainudin akan berkomunikasi dengan PSSI terkait suporter.
ADVERTISEMENT
Ia mengingikan persoalan bentrok suporter harus segera diselesaikan.
"Biar tidak merambat. Siapa provokatornya harus didapat. Kita tidak boleh memberikan toleransi kepada oknum yang bertindak di luar kewajaran," tutur Zainudin.
Polisi saat meminta suporter tidak masuk ke sekitar Stadion Supriyadi, Kota Blitar menjelang derbi antara Persebaya Surabaya dengan Arema di Stadion Supriyadi. Foto: ANTARA Jatim/ Ach
Zainudin lebih lanjut menegaskan bahwa tidak ada fanatisme yang berwujud kekerasan. Ia menyebut bahwa tindak kekerasan oleh suporter tak lain ialah perilaku kriminal.
"Pihak yang terlibat di sepak bola Indonesia harus segera mencari cara menghentikan kericuhan antarsuporter. Kita tidak bisa membiarkan tindakan itu (kekerasan) seolah-olah bentuk fanatisme kepada klub. Itu tidak boleh karena sudah mengarah ke kriminal. Saya minta kepolisian mengusut tuntas," ujar Zainudin.