Seluruh Stakeholder Sepak Bola Perlu Bersinergi untuk Berantas Mafia Bola

18 Februari 2020 16:59 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sekretaris Menteri Pemuda dan Olahraga, Gatot S. Dewa Broto. Foto: Nugroho Sejati/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Sekretaris Menteri Pemuda dan Olahraga, Gatot S. Dewa Broto. Foto: Nugroho Sejati/kumparan
ADVERTISEMENT
Satuan Tugas (Satgas) Antimafia Bola menggelar pertemuan dengan Sekretaris Menteri Pemuda dan Olahraga (Sesmenpora), Gatot S. Dewo Broto, di Direktorat Reserse Kriminal Umum pada Selasa (18/2/2020). Dalam audiensi itu, Sesmenpora dan Satgas membicarakan soal pemberantasan mafia bola.
ADVERTISEMENT
Saat dijumpai wartawan selepas pertemuan, Gatot pun menyinggung soal dugaan mafia bola sebelum pembekuan PSSI pada 2015 lalu.
Menurut Gatot, seharusnya pembekuan federasi bisa menjadi momen untuk menyinergikan para pemangku kepentingan sepak bola Tanah Air. Sebut saja pemerintah, federasi, klub, dan operator kompetisi.
Sesmenpora, Gatot S Dewo Broto, bertemu Satgas Antimafia Bola di Ditreskrimum Polda Metro Jaya, Selasa (18/2). Foto: Ferry Tri Adi/kumparan
“Kami coba berbagi apa yang terjadi di luar negeri kepada Satgas. Ternyata, di Eropa sinergi antara pemerintah, federasi, klub, dan operator liga bagus. Makanya, setelah itu di sana pengaturan skor sangat kecil kemungkinan," jelas Gatot.
"Di Indonesia, sebelum pembekuan itu terang-terangan mafia bolanya. Namun, setelah muncul Satgas ruang lingkup mereka makin terbatas,” tutur Gatot.
Meski menuturkan bahwa pembekuan PSSI bisa saja dilakukan jika terbukti adanya pengaturan laga, Gatot menjelaskan bahwa sejatinya ia tidak ingin PSSI dibekukan lagi.
ADVERTISEMENT
Tak heran ia menaruh harapan terhadap kepemimpinan Mochammad Iriawan sebagai Ketua Umum PSSI untuk bisa memberantas mafia bola sekaligus menjalin kerja sama bagus dengan stakeholder dan pemerintah.
Mafia sepak bola di balik sepak bola kita (ilustrasi). Foto: Basith Subastian/kumparan
Sebagai bagian Tim 9 yang dibentuk Satgas, Sesmenpora menyatakan pihaknya juga siap berbagi mengenai indikasi-indikasi pengaturan laga oleh mafia bola. Salah satu yang sudah diinformasikan Gatot kepada Satgas ialah soal beberapa nama yang perlu diwaspadai terkait pengaturan laga.
Secara gamblang, nama-nama yang dimaksud Gatot tak lain ada seseorang yang bertindak sebagai runner dan pemilik klub yang juga ‘bermain’.
“Kami menyampaikan beberapa hal yang masih perlu dimonitor, seperti kompetisi. Namun, jangan sampai pemerintah atau Satgas dianggap melanggar Statuta FIFA (masuk intervensi pemerintah). Kami percaya Pak Iriawan tidak mau era kepemimpinannya ada hal kecil tentang masalah mafia bola. Kami pun siap berbagi tentang masalah itu,” kata Sesmenpora.
ADVERTISEMENT
Pemerintah dalam hal ini Kemenpora memang serius memberantas mafia bola. Terlebih, ketika Indonesia ditetapkan sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20 2021.
Makanya, Gatot menginginkan kerja Satgas ini panjang hingga Piala Dunia U-20 2021 usai. Sejak pertemuan tadi pagi, Sesmenpora memberi saran bahwa Satgas tak cuma melakukan penyelidikan dan penangkapan, tapi juga mengedukasi ke publik dan klub sebagai langkah preventif.
Ia mencontohkan di sepak bola Spanyol di mana indikasi kecil mafia bola saja langsung diringkus kepolisian.
“Kalau Satgas tidak serius, saya mana mungkin mau (masuk dalam Tim 9). Saya melihat keseriusan Satgas. Namanya, pengaturan laga ini belum aman di Indonesia. Itulah mengapa Satgas masih perlu bertugas," jelas Gatot.
"Di Spanyol potensi pengaturan laga itu tinggi. Hanya dari laporan masyarakat via call center saja polisi langsung bergerak. Saya berharap Satgas tidak usah ragu-ragu,” kata Gatot.
ADVERTISEMENT