Bayern vs Hoffenheim

Sejak Pergi dari Liverpool, Coutinho Jadi Tak Istimewa

4 Juni 2020 15:23 WIB

Foto ini mungkin mengganggumu, apakah tetap ingin melihat?

Philippe Coutinho, saat masih di Liverpool, dan Juergen Klopp. Foto: Paul ELLIS / AFP
ADVERTISEMENT

"Bertahanlah, dan kami akan membangun patung sebagai wujud kekaguman kami terhadapmu. Pergilah ke tim lain, kalau kamu mau hanya menjadi pemain biasa. Di sini, kamu bisa menjadi seseorang yang spesial."

ADVERTISEMENT

Begitu yang dikatakan Juergen Klopp kepada Philippe Coutinho. Pada akhirnya, Coutinho tak luluh dengan ucapan manajer dari Jerman tersebut. Pada musim dingin 2018, Coutinho pindah dari Liverpool ke Barcelona dengan nilai transfer 160 juta euro.

Mulanya, transfer ini merupakan mimpi yang menjadi nyata bagi Coutinho. Pemain kreatif dari Brasil tersebut terus bilang bahwa dia telah mendamba membela La Blaugrana sejak belia. Di lain sisi, Barcelona mulanya tentu senang-senang saja punya Coutinho.

Coutinho dikenal sebagai pemain serbabisa, dan Barcelona kala itu melihatnya bisa menggantikan dua pemain sekaligus.

Pertama, dia biasa beroperasi sebagai sayap kiri. Coutinho pun dipandang bisa menggantikan peran Neymar Junior, yang sudah pergi pada musim panas 2017, sebagai tandem Lionel Messi dan Luis Suarez di lini serang Barcelona.

ADVERTISEMENT

Kedua, Coutinho pernah dicoba menjadi gelandang tengah dalam pakem 4-3-3 Liverpool pada musim 2017/18. Di posisi ini, eks penggawa Espanyol itu menjadi nyawa serangan tim. Dia pun dianggap bisa juga menjadi pengganti Andres Iniesta, yang pensiun setelah musim 2017/18 itu.

Foto ini mungkin mengganggumu, apakah tetap ingin melihat?

Leo Messi menggantikan Philippe Coutinho. Foto: Reuters/Sergio Perez

Namun, waktu berlalu, dan kemudian terungkap bahwa Coutinho tak cocok di dua posisi ini selama di Barcelona.

Dalam tulisannya di BBC, pakar sepak bola Spanyol bernama Andy West menjelaskan bahwa pergerakan Coutinho memang tak cocok dengan gaya bermain Barcelona.

Saat bola berada di kakinya, Coutinho suka melakukan sentuhan tambahan yang tak perlu. Saat dribel, fokusnya ialah melewati lawan. Padahal, para pemain Barcelona biasa melakukan transisi serangan secara cepat.

Masalah lainnya ialah adaptasi. Marcelo Bielsa pernah berujar begini saat ditanya soal sulitnya merekrut pemain yang tepat.

ADVERTISEMENT

"Kamu bisa melihat ratusan video aksinya, menginvestigasi rekam jejak cederanya, sejarahnya sebagai pemain, kehidupan pribadinya, atau bahkan mengamati statistiknya secara mendalam. Kamu bisa tahu semuanya tentangnya, kecuali satu hal: Adaptasi," ujar Bielsa.

"Bagaimana seseorang berlaku di lingkungan baru itu takkan bisa dianalisis. Karena itu baru akan diketahui setelah orang itu datang ke lingkungan yang baru," imbuh pelatih dari Argentina itu.

Foto ini mungkin mengganggumu, apakah tetap ingin melihat?

Coutinho melakoni debut. Foto: Reuters/Albert Gea

Sebenarnya, ada beberapa hal yang menghambat adaptasi Coutinho selama di Barcelona. Pertama, Coutinho tidak pernah bilang posisi terbaiknya ada di mana. Sehingga, Coutinho pun pada akhirnya tak menjadi pilihan utama di Barcelona.

Cedera menjadi batu sandungan lainnya untuk Coutinho. Sebelum direkrut Barcelona pun, Coutinho sempat diterpa cedera hamstring dari 30 Desember 2017. Cedera ini baru sembuh pada 24 Januari dan tentu ini berdampak terhadap kinerja si pemain.

ADVERTISEMENT

Perkara adaptasi dan gaya bermain ini memiliki implikasi serius. Musim 2017/18, Coutinho menorehkan 8 gol dan 5 assist di ajang La Liga. Namun, pada musim 2018/19, Coutinho cuma membikin 5 gol dan 2 assist di ajang La Liga.

Di bursa transfer musim panas 2019, Barcelona merekrut Frenkie De Jong dan Antoine Griezmann. Untuk Coutinho, semua sudah jelas. De Jong bakal menjadi pemain inti di lini tengah, dan Griezmann bakal dicoba melengkapi duet Messi-Suarez di depan.

Foto ini mungkin mengganggumu, apakah tetap ingin melihat?

Wajah kecewa Philippe Coutinho saat Bayern takluk dari Hoffenheim. Foto: REUTERS/Andreas Gebert

Alhasil, Coutinho pindah ke Bayern Muenchen di musim panas itu. Coutinho datang ke tim raksasa asal Jerman tersebut dengan status pinjaman, dengan opsi pembelian senilai 110 juta euro pada bursa transfer musim berikutnya.

Namun, lagi-lagi bakat Coutinho gagal bersemi. Hansi Flick, yang menggantikan Niko Kovac sebagai pelatih Bayern pada akhir 2019, mengatakan bahwa masalah Coutinho ada di kepercayaan diri.

ADVERTISEMENT
Read more!

Secara keseluruhan, Coutinho bukanlah pemain yang buruk. Di Bayern, dia lebih sering dipasang sebagai gelandang tengah dan sudah membukukan 3 gol dan 6 asisst di Bundesliga. Hanya saja, Coutinho suka lenyap ketika timnya kesulitan di tengah laga.

Oleh sebab ini, Bayern pun tampaknya enggan mempermanenkan Coutinho. Coutinho sendiri mulai kepikiran ke Premier League, dan Tottenham Hotspur dikabarkan menjadi peminat serius.

Foto ini mungkin mengganggumu, apakah tetap ingin melihat?

Gelandang Bayern Muenchen, Phillipe Coutinho. Foto: Christof STACHE / AFP

Transfer ini bisa menjadi simbiosis mutualisme bagi kedua belah pihak. Spurs kini tengah terpuruk, dan, jika Coutinho datang, situasinya cukup mirip dengan saat dia bergabung dengan Liverpool di 2013.

Mungkin, inilah yang memang Coutinho butuhkan untuk kembali jadi istimewa. Awalan yang baru, bukan dari atas, tapi dari bawah.

---

ADVERTISEMENT

Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona. Yuk, bantu donasi atasi dampak corona.

Ayo, ikutan Home of Premier League dan menangi 1 unit SmartTV dan 2 Jersi Original klub Liga Inggris. Buruan daftar di sini.

Ini adalah rumah dan tempat berinteraksi para fans Liga Inggris di kumparan. Jangan lupa subscribe agar dapat update informasi terbaru soal jadwal dan ulasan serta peluang memenangkan tiket gratis nonton Premier League langsung di Inggris.