Pratinjau: Menantikan Bentuk Permainan Baru Timnas Italia

7 September 2018 14:59 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pemain Italia merayakan gol Balotelli. (Foto: REUTERS/Arnd Wiegmann)
zoom-in-whitePerbesar
Pemain Italia merayakan gol Balotelli. (Foto: REUTERS/Arnd Wiegmann)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Timnas Italia sedang berbenah. Kegagalan lolos ke Piala Dunia 2018 menjadi sebuah pelajaran. Di bawah asuhan Roberto Mancini, Italia sedang menuju sebuah era baru.
ADVERTISEMENT
Menuju sebuah era baru, Timnas Italia tentu membutuhkan sebuah ujian tersendiri. Ujian itu hadir dalam laga Liga A Grup 3 UEFA Nations League. Italia akan menghadapi Timnas Polandia di Stadion Renato Dell 'Ara, Sabtu (8/9/2018) dini hari WIB. Menghadapi Polandia, salah satu kontestan Piala Dunia 2018, akan menjadi sesuatu yang baik bagi Italia.
Usai menjabat kursi kepelatihan Timnas Italia per 15 Mei 2018, sejauh ini Roberto Mancini sudah menangani Italia dalam tiga pertandingan persahabatan: Menghadapi Arab Saudi, Prancis, dan Belanda. Dari tiga laga tersebut. hanya satu yang berujung kemenangan, yaitu saat Italia mengalahkan Arab Saudi. Sisanya, mereka ditahan imbang Belanda dan kalah oleh Prancis.
Polandia juga sedang berada dalam situasi yang tidak terlalu baik. Memang mereka sukses lolos ke Piala Dunia 2018, tapi, mereka luluh-lantak di fase grup. Dua kali mereka kalah, yaitu dari Senegal dan Kolombia, dan hanya sekali mereka menang, yaitu atas Jepang. Polandia, walau diperkuat para bintangnya yang main di berbagai kompetisi Eropa, nyatanya tidak mampu berbuat banyak.
ADVERTISEMENT
Dengan dua kondisi tim yang berbeda ini, menarik untuk melihat, seperti apakah laga nanti akan berjalan?
Menanti Efek dari Gaya Bertahan ala Roberto Mancini
Meski belum teruji di Timnas, Roberto Mancini adalah pelatih dengan rekor mentereng di level klub. Berbagai gelar, seperti gelar Coppa Italia, Serie A, Premier League, Piala FA, bahkan Piala Turki sukses dia rengkuh bersama beberapa klub yang dia tangani. Hal ini tak lepas dari gaya bermain bertahan yang dia terapkan.
Gaya pertahanan Mancini ini terlihat dari catatan kebobolan yang ditorehkan oleh Inter Milan di ajang Serie A pada musim 2007/08 serta Manchester City di ajang Premier League pada musim 2010/11. Pada musim 2007/08, Inter hanya menorehkan total kebobolan 26 gol saja.
ADVERTISEMENT
Hal sama juga terjadi kala Mancini membesut Manchester City pada musim 2010/11. The Citizens kala itu, walau gagal menjadi juara Premier League, mencatatkan total kebobolan 33 gol. Jumlah ini, sama dengan total kebobolan Chelsea, menjadi yang paling sedikit di ajang Premier League ketika itu.
Dengan fokus permainan yang lebih kepada pertahanan ini, Mancini diprediksi akan membawa Timnas Italia kembali kepada asalnya. Dia diprediksi akan jadi seperti Antonio Conte, yang sukses membuat Italia kuat dari segi pertahanan pada ajang Piala Eropa 2016 lewat jarak rapat antarpemain.
Mancini beri instruksi dari pinggir lapangan. (Foto: MARCO BERTORELLO / AFP)
zoom-in-whitePerbesar
Mancini beri instruksi dari pinggir lapangan. (Foto: MARCO BERTORELLO / AFP)
Namun, dengan skuat yang ada sekarang, mampukah Mancini melakukan hal tersebut? Tentu saja bisa. Dalam skuatnya, Mancini punya pemain dengan kemampuan bertahan apik. Ada trio Juventus, Leonardo Bonucci, Daniele Rugani, dan Giorgi Chiellini, ditambah dengan Alessio Romagnoli dan Mattia Caldara, duo AC Milan.
ADVERTISEMENT
Kehadiran para bek mumpuni ini ditopang oleh Bryan Cristante, Marco Benassi, Roberto Gagliardini, dan Lorenzo Pellegrini sebagai gelandang bertahan apik. Dibalut dengan formasi dasar 4-3-3, Mancini punya banyak pilihan yang bisa dipakai untuk skema bertahan, seperti skema bertahan dalam yang diterapkan saat menahan imbang Belanda beberapa waktu lalu.
Namun, sampai sekarang, skema bertahan Mancini ini belum memberikan dampak di permainan Timnas Italia. Salah satu contoh kegagalan Mancini menerapkan skema pertananan ini tampak ketika mereka dikalahkan Prancis dengan skor 3-1. Italia yang kerepotan digempur dari segala sisi, akhirnya harus kebobolan tiga gol oleh Prancis.
Para Pemain Polandia yang Bisa Memberikan Ancaman
Polandia sekarang bukanlah Polandia yang dulu. Jika dulu para pemainnya adalah para pemain yang main di liga kelas dua, sekarang, rata-rata dari mereka bermain di kompetisi level atas Eropa. Hal ini membuat level sepak bola Polandia pun naik dengan sendirinya.
ADVERTISEMENT
Di lini depan, ada nama Robert Lewandowskid dan Arkadiusz Milik. Di lini tengah, Polandia punya Gregorz Krychowiak, Piotr Zielinski, serta Jakub Blaszczykowski. Kamil Glik, Jan Bednarek, Lukasz Fabianski, serta Wojciech Szczesny bahu-membahu menjaga pertahanan Polandia. Mereka semua bermain di liga top Eropa.
Tidak hanya mereka, hampir semua pemain yang main di skuat Polandia sekarang ini bermain di liga top Eropa. Hanya Rafal Pietrzak (Wisla Krakow), Adam Dzwigala (Wisla Plock), Maciej Makuszewski (Lech Poznan), Przemystaw Frankowski (Jagiellonia Bialystok), serta Taras Romanczuk (Jagiellonia Bialystok) yang main di liga lokal Polandia.
Pemain Polandia merayakan gol. (Foto: REUTERS/Christian Hartmann)
zoom-in-whitePerbesar
Pemain Polandia merayakan gol. (Foto: REUTERS/Christian Hartmann)
Di tangan para pemain yang main di liga top Eropa ini, Polandia tetap menyajikan ancaman tersendiri bagi Italia, walau di ajang Piala Dunia 2018, Polandia tampil buruk dan gagal lolos ke fase gugur.
ADVERTISEMENT
***
Memang pertandingan ini hanya bertajuk ajang UEFA Nations League. Namun, setidaknya, bagi kedua tim, pertandingan ini memiliki nilai tersendiri. Laga ini bisa menjadi tonggak baru bagi kedua kesebelasan.
Polandia, setelah tampil buruk di ajang Piala Dunia 2018, kemungkinan ingin menjadikan laga melawan Italia di ajang UEFA Nations League ini sebagai ajang penebusan dosa. Sama seperti Jerman, kegagalan di ajang Piala Dunia 2018, meski berisikan para pemain bintang, adalah sesuatu yang harus dibayar.
Di sisi lain, Italia juga sedamg menyongsong sebuah era baru. Di tangan Roberto Mancini, mereka sedang mencari bentuk permainan baru, setelah kemarin gagal lolos ke putaran final Piala Dunia 2018. Dengan rekor mentereng di level klub, Mancini diharapkan dapat membawa Timnas Italia ke arah yang lebih baik.
ADVERTISEMENT
====
*Pertandingan Italia vs Polandia akan berlangsung pada Sabtu (8/9/2018) dini hari pukul 01:45 WIB.