Plus-minus PSM Makassar di AFC Cup 2020

13 Februari 2020 12:37 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
PSM Makassar vs Tampines Rovers di AFC Cup 2020. Foto: dok. AFC
zoom-in-whitePerbesar
PSM Makassar vs Tampines Rovers di AFC Cup 2020. Foto: dok. AFC
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Jantje Efraim sudah mengingatkan bahwa ada yang tak beres dari permainan PSM Makassar. Pelatih Lalenok United ini memprediksi PSM tak bakal melaju jauh di AFC Cup 2020.
ADVERTISEMENT
Omongan tersebut keluar dari mulut Jantje tepat setelah timnya berhadapan dengan PSM di leg II Playoff AFC Cup 2020. Berujung kekalahan, sih, tetapi saat itu Lalenok amat menyulitkan PSM. Dari sinilah dasar prediksinya tadi.
Lebih lanjut, Jantje berujar bahwa satu-satunya hal yang bisa bikin prediksinya tersebut salah adalah jika pasukan Bojan Hodak melakukan perubahan. Sayangnya, hal demikian belum tampak pada laga pertama babak grup.
Menghadapi Tampines Rovers pada Rabu (12/2/2020), skuat asuhan Bojan Hodak itu kalah 1-2. Di laga ini sejumlah kekurangan yang terlihat saat melawan Lalenok kembali tampak, meski ada beberapa hal positif yang muncul.
Jadi, apa saja?

(-) Lini Belakang Bermasalah

PSM Makassar vs Tampines Rovers di AFC Cup 2020. Foto: dok. AFC
Satu yang paling tampak dari PSM pada dua laga terakhir AFC Cup: Mereka cenderung bermain menunggu. Tentu pola ini membikin lawan bisa leluasa menguasai bola dan melancarkan serangan.
ADVERTISEMENT
Yang jadi masalah, lini pertahanan mereka tampak tak siap menghadapi serangan demi serangan lawan. Kalau begini, korbannya adalah Miswar Saputra. Tak sekali dua kali dia mesti pontang-panting guna mengamankan gawang.
Saat kebobolan, PSM baru berbenah. Biasanya mereka meningkatkan intensitas pressing. Sayangnya, cara ini lagi-lagi berujung blunder. Sudah dua kartu merah PSM terima akibat pressing ketat yang cenderung barbar.

(-) No Pluim, No Party

Pemain PSM Makassar Wiljan Pluim (tangah) berebut bola dengan pemain Lalenok United di leg I babak play-off AFC Cup 2020 di Stadion Kapten I Wayan Dipta, Bali. Foto: Dok. Media PSM Makassar
Saat menghadapi Lalenok United, gaya bermain PSM amat sederhana. Biasanya, Wiljan Pluim langsung melepaskan umpan panjang ke arah Giancarlo Rodrigues atau ke dua sisi sayap tiap kali mendapat bola.
Tentu Pluim mampu menjalankan tugasnya dengan baik. Dengan kualitas tekniknya, gelandang asal Belanda ini bisa melepaskan umpan-umpan yang akurat. Gol pertama PSM lewat kaki Rodrigues adalah salah satu buktinya.
ADVERTISEMENT
Masalahnya, PSM kebingungan bila Pluim tak ada. Inilah yang terjadi tatkala PSM melawan Tampines lantaran Pluim akumulasi kartu merah. Alhasil, mereka amat kesulitan menebar ancaman.

(-) Terlalu Gampang Bikin Pelanggaran

Seperti yang sempat sedikit disinggung sebelumnya, PSM terlalu gampang membuat pelanggaran. Ini terjadi lantaran pressing ketat PSM cenderung barbar, terutama pada babak kedua.
Bayangkan saja, mereka melakukan 27 kali pelanggaran saat menghadapi Tampines. Jumlah ini jauh di atas jumlah pelanggaran wakil Singapura itu yang bahkan tak menyentuh angka 10.

(+) Crossing dan Umpan Panjang

Crossing dan umpan panjang menjadi nilai plus PSM di AFC Cup 2020 sejauh ini. Hal tersebut memang merupakan aspek yang paling terlihat sejak Hodak menjabat sebagai pelatih 'Juku Eja'.
ADVERTISEMENT
Pada dua laga terakhir saja, satu umpan panjang dan dua crossing mereka mampu berujung gol. Walau begitu, tetap saja, Hodak mesti mencari alternatif kalau-kalau skema tersebut tak berjalan lancar.

(+) Giancarlo Rodrigues

Di antara tiga pemain asing anyar PSM, Giancarlo Rodrigues adalah yang paling menonjol. Bukan cuma karena dia telah mencetak dua gol, tetapi juga memiliki kecocokan dengan skema bermain yang dibawa Hodak.
Hampir pada tiap crossing yang ditujukan kepadanya berhasil menjadi ancaman. Terkadang jadi peluang buat dirinya sendiri, sesekali dia pantulkan kepada pemain lain.
Karena tubuhnya yang mencolok dengan tinggi mencapai 195 cm, tak jarang dia dijaga begitu ketat oleh lawan sehingga pemain lain memperoleh posisi yang lebih bebas.
ADVERTISEMENT
Di luar itu, Rodrigues bukan penyerang yang cuma bisa disuapi. Meski tinggi besar, kemampuan dribelnya cukup baik serta piawai melepaskan sepakan jarak jauh.