Piala Dunia Wanita: Belanda Lebih dari Sekadar Kejutan

30 Juni 2019 11:28 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Timnas Belanda ke semifinal Piala Dunia Wanita 2019. Foto: Philippe HUGUEN / AFP
zoom-in-whitePerbesar
Timnas Belanda ke semifinal Piala Dunia Wanita 2019. Foto: Philippe HUGUEN / AFP
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
"Kami ingin menciptakan sejarah," seperti itu omongan Lieke Martens soal perjalanan Timnas Wanita Belanda di Prancis awal pekan ini. Omongannya terbukti.
ADVERTISEMENT
Belanda menutup laga perempat final Piala Dunia Wanita 2019 melawan Timnas Wanita Italia dengan kemenangan 2-0. Tak hanya melangkah keempat besar, Belanda juga dipastikan berhak bertarung di Olimpiade 2020 di Tokyo.
Keberhasilan 'Leeuwinnen' menyegel satu tempat di semifinal untuk kali pertama dipandang sebagai kejutan. Tapi, Sarina Wiegman memiliki pandangan lain. Bagi sang pelatih, keberhasilan anak-anak didiknya lebih dari sekadar kejutan.
"Ada momen-momen tertentu yang memberikan keberuntungan bagi kami. Tapi, tim ini juga memiliki spirit dan keyakinan luar biasa untuk tampil baik. Saya rasa, kata 'bangga' lebih cocok untuk menggambarkan ekspresi saya atas pencapaian kali ini ketimbang 'terkejut'," ucap Wiegman.
Pelatih Timnas Wanita Belanda, Sarina Wiegniman. Foto: FRANCK FIFE / AFP
Belanda adalah tanah terbaik untuk membentuk sepak bola sebagai unsur yang paling mirip dengan kehidupan itu sendiri. Sepak bola ruang atau totaalvoetbal yang masyhur itu sedikit banyak menggambarkan cara orang-orang Belanda bertahan hidup di wilayah yang sangat sempit.
ADVERTISEMENT
Sepak bola ruang adalah tentang memperlebar atau mempersempit ruang di benak lawan. Prinsip serupa juga yang digunakan sebagai core arsitektur dan tata ruang Belanda.
Sepak bola demikianlah yang membuat Belanda mampu menggebrak tradisi tak juara di jagat persepakbolaan wanita. Mereka pertama kali berpartisipasi di putaran final Piala Eropa pada 2009. Piala Dunia 2015 bahkan menjadi Piala Dunia perdana mereka. Ketika, itu, langkah Belanda terhenti di babak 16 besar akibat kalah 1-2 dari Jepang.
Namun, kedatangan Wiegman sebagai pelatih kepala mulai mengubah segalanya. Sebenarnya, Wiegman sudah masuk tim kepelatihan Belanda sejak 2014. Tapi, sebelum 2017 statusnya masih seputar asisten dan pelatih interim.
Wiegman yang pernah membela Timnas Belanda pada 1987 hingga 2001 itu berhasil membentuk timnya bertanding dengan karakter Belanda yang tepat. Kepelatihannya membayar tuntas rindu publik Belanda akan sepak bola menyerang yang mengandalkan kreativitas dan eksploitasi ruang.
ADVERTISEMENT
Bek Timnas Belanda, Dominique Bloodworth, menghibur kapten Timnas Italia, Valentina Giacinti, usai laga perempat final Piala Dunia Wanita 2019. Foto: Philippe HUGUEN / AFP
Sepak bola seperti itu pulalah yang mengantarkan Belanda sebagai kampiun Piala Eropa Wanita 2017. Tim asuhan Wiegman berhasil mengalahkan Denmark 4-2. Wiegman terpilih sebagai pelatih terbaik.
Sementara, Martens tak cuma menjadi pemain terbaik turnamen, tapi juga pesepak bola terbaik dunia versi FIFA. Ngomong-ngomong, Cruyff's Turn yang melegenda itu juga ditunjukkan Martens di babak grup Piala Eropa melawan Belgia.
"Kami memang memiliki pemain-pemain yang sangat hebat. Namun, perubahan itu datang setelah Piala Eropa 2017. Turnamen ini mendongkrak kepercayaan diri sekaligus menyadarkan bahwa kami harus mengembangkan performa untuk tampil di Piala Dunia," jelas Wiegman.
Publik Belanda merindukan gelar juara dunia. Apalagi, tim pria gagal mentas di Piala Dunia 2018. Menyadur omongan seorang penulis, sebaik-baiknya rindu adalah yang dibayar tuntas. Maka, tak ada cara yang lebih baik bagi Belanda untuk mengangkat trofi gelar juara di Prancis.
ADVERTISEMENT
Namun sebelum sampai ke final, Belanda mesti mengandaskan dulu perlawanan Swedia yang tahun ini juga membelalakkan mata publik. Bisa atau tidak, jawabannya bakal terlihat di laga semifinal di Lyon pada Kamis (4/7/2019).