Mengubah Gaya Bermain, Mengubah Nasib Timnas Italia

11 Juni 2019 11:11 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pemain Italia di laga melawan Liechtenstein. Foto: Miguel MEDINA / AFP
zoom-in-whitePerbesar
Pemain Italia di laga melawan Liechtenstein. Foto: Miguel MEDINA / AFP
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Timnas Italia menunjukkan penampilan menjanjikan di Kualifikasi Piala Eropa 2020. Tiga kali bertanding di babak grup, tiga kali pula kemenangan disegel.
ADVERTISEMENT
Kemenangan itu pun ditopang oleh pertahanan yang kukuh dan produktivitas gol. Italia sudah melesakkan 11 gol dan belum sekali pun gawang mereka kebobolan. Tak mengherankan jika Italia menjadi pemuncak sementara Grup J dengan koleksi sembilan poin.
Roberto Mancini yang kini menjabat sebagai pelatih Italia mengakui bahwa ia memang berhasrat untuk mengubah gaya permainan tim menjadi lebih ofensif. Tapi, itu cuma satu sisi. Di sisi lain, Mancini sadar mengembalikan sepak bola terbaik Italia bukan perkara mudah dan menyingkirkan segala macam catatan suram membutuhkan waktu.
"Italia selalu memiliki pemain-pemain berkualitas baik. Berangkat dari apa yang terjadi pada tahun lalu, kami membutuhkan waktu untuk mengubah situasi. Saya membutuhkan tim yang bermain baik dan mengekspresikan diri dengan gaya menyerang mereka," jelas Mancini, dilansir Football Italia.
ADVERTISEMENT
Pelatih Timnas Italia, Roberto Mancini. Foto: Andreas SOLARO / AFP
Dalam tiga laga fase grup, Mancini belum pernah mengubah formasi dasar. Italia tetap bermain dalam skema 4-3-3. Namun, Mancini cukup berani untuk menerapkan rotasi pemain. Ambil contoh di laga melawan Yunani. Ketiga slot di pos penyerang diisi oleh Andrea Belotti, Federico Chiesa, dan Lorenzo Insigne.
Berhitung mundur hingga laga melawan Liechtenstein, pos penyerang menjadi tanggung jawab Moise Kean, Fabio Quagliarella, dan Matteo Politano. Tapi, kalau melihat pertandingan pertama melawan Finlandia, di antara ketiga penyerang itu cuma Kean yang turun sebagai starter.
Meski bermain dengan tiga penyerang, tidak jarang saat membangun serangan Italia seperti memiliki empat orang striker. Ambil contoh pada laga melawan Liechtenstein.
Stefano Sensi yang posisi aslinya di lini kedua bermain lebih ke depan, diikuti dengan bek kiri, Leonardo Spinazzola, yang juga aktif membantu serangan. Gianluca Mancini, tandem Spinazzola di pos bek sayap, aktif membantu menjaga keseimbangan pertahanan saat timnya sibuk menyerang.
ADVERTISEMENT
"Pemain-pemain Italia sebenarnya sudah memiliki kualitas tinggi sejak dulu. Mungkin, tahun-tahun sebelumnya kami bermain lebih defensif. Sekarang, kami bertanding dengan pola pikir yang berbeda. Kami tidak peduli lagi kalaupun cara lama itu yang memenangkan Italia di Piala Dunia masa lampau," jelas Mancini.
Para pemain Timnas Italia merayakan kemenangan atas Yunani. Foto: REUTERS/Costas Baltas
Meski keseimbangan penyerangan dan pertahanan Italia mengesankan, bukan berarti Mancini abai dengan evaluasi. Baginya, masih ada banyak hal yang mesti diperbaiki jika bicara soal efektivitas. Laga melawan Yunani yang tuntas dengan kemenangan 3-0 itu salah satunya.
Sepintas, tak ada yang salah dengan Italia. Namun, Mancini merasa Italia seharusnya bisa mencetak gol lebih banyak dari tiga angka. Yang menjadi dasar adalah berapa banyak peluang yang diciptakan anak-anak asuhnya. Italia merangkum 64% penguasaan bola dan melepaskan 15 tembakan dengan 10 di antaranya mengarah gawang.
ADVERTISEMENT
Berangkat dari sini, tak berlebihan jika Mancini menuntut anak-anaknya untuk bermain lebih di laga keempat melawan Timnas Bosnia dan Herzegovina. Tak cuma tentang keseimbangan, tapi juga lebih efektif. Benar bahwa Bosnia dan Herzegovina bakal datang sambil membawa cerita kekalahan 0-2 dari Finlandia.
Tapi bagi Mancini, lawannya itu tetap tim hebat yang diisi oleh pemain-pemain berkualitas. Toh, bukan perkara baru jika kekalahan menjadi serum yang menginjeksi permainan tim di laga berikutnya.
"Bosnia adalah tim yang baik dan memiliki peluang lolos kualifikasi yang menjanjikan. Saya pikir, hasil di Finlandia itu cuma satu hasil buruk yang tidak mencerminkan kualitas mereka sesungguhnya."
"Sekarang ini sudah tidak ada lagi pertandingan yang mudah. Lihat saja seperti apa Turki mengalahkan Prancis," ucap Mancini.
ADVERTISEMENT
*** Laga Grup J Kualifikasi Piala Eropa 2020 antara Timnas Italia dan Timnas Bosnia dan Herzegovina akan digelar pada Rabu (12/6/2019) di Juventus Stadium. Sepak mula akan berlangsung pada pukul 01:45 WIB.