Menanti Efek Perombakan Besar-besaran Sevilla

15 Agustus 2019 14:48 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sevilla merayakan kemenangan atas Real Sociedad. Foto: Dok. Sevilla CF
zoom-in-whitePerbesar
Sevilla merayakan kemenangan atas Real Sociedad. Foto: Dok. Sevilla CF
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Sevilla FC menjadi salah satu klub yang kiprahnya di 2019/2020 layak dinantikan. Pasalnya, mereka merombak skuatnya besar-besaran demi mendapatkan hasil apik.
ADVERTISEMENT
Begitu banyak pemain yang masuk dan keluar skuat Sevilla di bursa transfer musim panas 2019/2020. Per Transfermarkt, Sevilla tercatat mengakuisisi 12 pemain, dan melepas 18 pemain—termasuk pemain-pemain yang kembali setelah dipinjam.
Menariknya, beberapa pemain yang keluar itu adalah bintang Sevilla di musim 2018/2019. Mulai dari sang topskorer, Wissam Ben Yedder, gelandang serang yang sanggup menorehkan 14 gol plus 14 assist di semua kompetisi, Pablo Sarabia, hingga bek serbaguna, Gabriel Mercado.
Tentu saja, kepergian pemain-pemain itu dikompensasi dengan rekrutan baru yang oke. Ada dua penyerang bertubuh tinggi, Munas Dabbur dan Luuk de Jong. Ada juga dua gelandang asal Spanyol yang mahir mengontrol lini tengah, Oliver Torres dan Joan Jordan.
ADVERTISEMENT
Namun, di antara semua rekrutan itu, yang paling ditunggu aksinya barangkali adalah Jules Kounde dan Rony Lopes. Keduanya merupakan rekrutan termahal Sevilla di bursa transfer ini—dengan biaya masing-masing sekitar 25 juta euro.
Kounde merupakan bek tengah berusia 20 tahun yang didatangkan dari Girondins Bordeaux. Di Ligue 1 2018/2019, ia sukses mencatatkan rata-rata 1,3 tekel, 1,4 intersep, 4,9 sapuan, dan 3,2 duel udara sukses per laga. Kendati masih muda, Kounde mungkin akan langsung menjadi kepingan inti dari tim Sevilla saat ini.
Bek tengah baru Sevilla, Jules Kounde. Foto: JORGE GUERRERO / AFP
Lopes juga didatangkan dari klub asal Prancis, yaitu AS Monaco. Pembelian gelandang serang asal Portugal ini terbilang menarik, mengingat penampilannya di Ligue 1 2018/2019 terbilang tak impresif; hanya dua gol dan dua assist yang berhasil ia torehkan dari 24 penampilan.
ADVERTISEMENT
Namun, Lopes sempat gemilang di 2017/2018. Kala itu, pemuda berusia 23 tahun tersebut sukses mengemas 15 gol plus 15 assist. Sevilla tentu berharap Lopes bisa mereplikasi performanya dua tahun silam, dan menjadi pengganti sempurna Sarabia.
Selain itu, Sevilla juga melakukan pergantian pelatih. Eks pelatih Timnas Spanyol yang gagal total bersama Real Madrid, Julen Lopetegui, diangkat pda Mei 2019 lalu. Lopetugui menggantikan Pablo Machin, yang dianggap gagal karena membawa Sevilla finis di luar empat besar dan gagal di Liga Europa.
Jelas ada keraguan yang mendera Lopetegui, mengingat kiprahnya yang berantakan di Madrid. Namun, pelatih berusia 52 tahun itu tampaknya enggan melihat ke belakang. Dalam konferensi pers perdananya bersama Sevilla, Lopetegui langsung menegaskan ambisinya.
ADVERTISEMENT
Pelatih anyar Sevilla, Julen Lopetugui. Foto: Paul Hanna/Reuters
“Misi kami adalah memenangi pertandingan. Dari situ, kami akan memastikan bahwa setiap pemain satu tujuan, dan memberikan yang terbaik dari diri mereka masing-masing,” kata Lopetugui, dikutip dari situs resmi Sevilla.
Semua perombakan yang terjadi di Sevilla ini diprakarsai oleh satu orang bernama Ramon Rodriguez Verdejo. Oh ya, ia mungkin lebih dikenal sebagai Monchi. Sang direktur olahraga yang legendaris itu.
Nama Monchi jelas identik dengan Sevilla. Sejak masih aktif bermain hingga melakoni tugas di bagian manajemen, Monchi hampir selalu bersama Sevilla. Ya, hampir selalu, karena pada April 2017 lalu, ia pergi meninggalkan Sevilla dan bergabung bersama klub raksasa Italia, AS Roma.
Monchi berpisah jalan dengan Sevilla. Foto: Aitor Alcalde/Getty Images
Sayangnya, kiprah Monchi di Roma tak memuaskan. Hampir semua pembeliannya gagal. Ia juga berkonflik dengan Presiden Roma, James Palotta, dan pelatih Roma, Eusebio Di Francesco. Pada Maret 2019, Monchi memutuskan untuk mengakhiri kebersamaannya dengan Roma, dan kembali ke Sevilla.
ADVERTISEMENT
Kembali ke Sevilla jelas menjadi kesempatan kedua bagi Monchi untuk membuktikan bahwa ia masih seorang direktur olahraga yang jempolan. Pertaruhan yang ia lakukan jelas besar, tetapi hanya waktu yang bisa menjawab apakah perombakannya berdampak positif atau negatif.