Kisruh Ofisial Bhayangkara FC & Persib: Maung Bandung Tuding Wasit Main Mata

17 Oktober 2021 14:23 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Duel antara pemain Persib Febri Hariyadi (kanan) dengan pemain Bhayangkara FC Sani Rizky (kiri). Foto: Instagram/@persib
zoom-in-whitePerbesar
Duel antara pemain Persib Febri Hariyadi (kanan) dengan pemain Bhayangkara FC Sani Rizky (kiri). Foto: Instagram/@persib
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Persib Bandung sukses mengalahkan Bhayangkara FC 2-0 di pertandingan pekan ke-7 Liga 1 2021/22, Sabtu (16/10) malam WIB. Pertandingan ini diwarnai insiden keributan.
ADVERTISEMENT
Gol-gol kemenangan Persib di pertandingan ini dicetak di babak pertama. Adalah Febri Hariyadi dan Ezra Walian yang menjadi aktor di balik tiga poin 'Maung Bandung' dengan mencetak gol masing-masing di menit 18 dan 45+1.
Bicara soal ribut-ribut itu, apa yang terjadi sebenarnya? Kami jelaskan secara rinci di sini. Silakan disimak.

Bhayangkara Mulai Gencar Berburu Gol di Babak Kedua

Pertandingan berjalan sengit di babak kedua. Bhayangkara, yang tertinggal dua gol, kian melancarkan serangan ke gawang Persib. Di sisi lain, Persib juga mati-matian mempertahankan keunggulan mereka.
Bhayangkara sejatinya juga menguasai jalannya laga. Menurut statistik Lapang Bola, Bhayangkara memegang sampai 70 persen penguasaan bola, berbanding 30 persen milik Persib.
Pelatih Bhayangkara, Paul Munster, juga 'putar otak' untuk bisa membobol gawang Persib di babak kedua. Tiga pemain top ia masukkan: Evan Dimas, Adam Alis dan Andik Vermansah.
ADVERTISEMENT

Pertandingan Panas, Persib Tuding Bhayangkara 'Main Mata' dengan Wasit

Duel antara pemain Persib Esteban Vizcarra (kiri) dan pemain Bhayangkara Lee Yoo-joon (kanan). Foto: Instagram/@persib
Bhayangkara dihadapkan dengan situasi deadlock sepanjang babak kedua. Tensi kian panas kala wasit memberikan hadiah penalti untuk Bhayangkara 10 menit jelang laga usai, sebab pemain Persib dinilai melakukan pelanggaran handball.
Paul Munster membeberkan situasi yang terjadi di pinggir lapangan kala itu. Ia menjelaskan provokasi datang dari bench Persib dan menuduh pihak Bhayangkara 'main mata' dengan wasit Darma Santoso.
''Dalam pertandingan bagi pelatih atau staf yang ada di bench kami seharusnya fokus ke dalam pertandingan. Tapi di banyak kesempatan, ada banyak sekali provokasi yang terkesan menuduh kami ada 'main' dengan wasit, tuduhan itu tidak enak didengar dan membuat marah,'' kata Paul Munster, dilansir Simamaung.
ADVERTISEMENT
''Akhirnya, setelah pertandingan ada konsekuensi yang terjadi (keributan), itu tuduhan tanpa dasar sangat memalukan sekali apalagi itu datangnya dari bench Persib,'' lanjutnya.
Penalti itu sendiri gagal dikonversikan Ezechiel Ndouasel menjadi gol. Sepakannya mampu ditepis Teja Paku Alam.

Keributan Pecah Usai Wasit Meniup Peluit Panjang

Pelatih Persib, Robert Rene Alberts, berupaya meredam tensi dengan Bhayangkara usai pertandingan. Ia berniat untuk berjabat tangan, namun keributan antara ofisial tim malah pecah.
''Saya rasa semua merasa panas setelah pertandingan. Tapi setelah itu semua datang, saling berjabat tangan dan mengucapkan 'pertandingan yang bagus','' kata Robert.
''Tapi, itu (keributan) terjadi karena ada beberapa situasi dan momen di pertandingan yang membuat orang menjadi panas. Tapi, dalam sepak bola, semuanya setelah itu saling berjabat tangan lagi,'' lanjut eks juru taktik PSM Makassar ini.
ADVERTISEMENT
Beruntungnya, tak butuh waktu lama untuk memadamkan api perseteruan ini. Kedua pihak sudah berdamai dan ditunjukkan dalam sesi jumpa pers seusai pertandingan.
****
Ikuti survei kumparan Bola & Sport dan menangi e-voucher senilai total Rp 3 juta. Isi surveinya sekarang di kum.pr/surveibolasport.