City vs Basel

Ilkay Guendogan: Sudah Adil bila Liverpool Mendapatkan Gelar Premier League

30 Maret 2020 5:10 WIB
comment
177
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Mohamed Salah dan Trent Alexander-Arnold, dua jagoan Liverpool. Foto: PATRICIA DE MELO MOREIRA / AFP
zoom-in-whitePerbesar
Mohamed Salah dan Trent Alexander-Arnold, dua jagoan Liverpool. Foto: PATRICIA DE MELO MOREIRA / AFP
ADVERTISEMENT
Premier League belum memutuskan nasib kompetisi musim 2019/20. Termasuk bagaimana penentuan juara liga jika Premier League tak bisa dilanjutkan lagi setelah 30 April atau diselesaikan.
ADVERTISEMENT
Sejauh ini, Liverpool memimpin klasemen dengan 82 poin. Manchester City mengekor di peringkat kedua dengan koleksi 57 angka alias berselisih 25 poin dengan 'Si Merah'.
Ada dua skenario yang beredar. Pertama, liga dituntaskan dan tak ada yang dinobatkan sebagai juara. Kedua, kompetisi musim 2019/20 diselesaikan dan pemuncak klasemen sementara berhak meraih trofi liga.
Merujuk skenario kedua, artinya Liverpool yang menyandang mahkota Premier League 2019/20. Bila benar demikian, keputusan tersebut mendapat komentar positif dari pemain City, Ilkay Guendogan.
Ia menilai gelar itu pantas diraih Si Merah. Soalnya, Liverpool cuma membutuhkan dua kemenangan lagi untuk mengamankan trofi. Sementara City sudah sulit mengejar lantaran selisih poin sangat jauh.
Guendogan dibayangi Luca Zuffi. Foto: Reuters/Andrew Yates
“Bagi saya, itu tidak apa-apa, ya. Anda harus adil sebagai olahragawan. Ada pendapat lain juga (tanpa gelar dan degradasi). Bagi klub yang memiliki musim sangat baik, jelas tidak bagus bila dibatalkan sekarang. Di sisi lain, untuk klub yang tidak terlalu baik dan mungkin berada di zona degradasi, pembatalan (relegasi) tentu menyenangkan buat mereka,” kata Guendogan di Sky Sports.
ADVERTISEMENT
Terlepas dari soal gelar Premier League, gelandang 29 tahun itu turut mengomentari pemotongan gaji pemain yang ramai dilakukan di klub-klub Eropa. Ia menegaskan legowo bila tim Premier League juga memangkas upah pemain demi menyehatkan finansial.
Tak cuma menopang finansial klub, Guendogan mencontohkan Bundesliga di mana Bayern Muenchen dan Borussia Dortmund memotong upah pemain untuk membantu karyawan lain di klub.
Makanya, ia tak terlalu mempermasalahkan pemotongan gaji meski ia sudah menandatangani kontrak empat tahun bersama City sejak Agustus tahun lalu.
“Tentu saja saya pikir tidak apa-apa, tidak usah dipermasalahkan. Saya sudah sebagian mengikutinya (berita) dari sini dan jujur saja belum ada diskusi di Inggris.”
Para pemain Liverpool merayakan gol Wijnaldum. Foto: Reuters/Carl Recine
“Mungkin klub-klub Inggris sedikit lebih kuat secara finansial daripada klub-klub di Jerman saat ini. Namun, klub-klub amatir khususnya tidak akan mudah menghadapi kondisi ini. Jadi, tentu saja masuk akal untuk berbicara tentang memotong gaji pemain,” ujar Guendogan.
ADVERTISEMENT
Bagi pemain asal Jerman itu, alasan kemanusiaan yang mendasari sikap ikhlas dipotong gaji. Pandemi virus corona telah membuat liga-liga di beberapa belahan dunia berhenti dan klubnya mengalami krisis keuangan.
“Saya tidak tahu siapa yang memiliki keputusan akhir dalam kondisi ini. Di sisi lain, jika seorang pemain mengatakan tidak ingin itu dan bekerja keras untuk mendapatkan gaji, maka itu (pemotongan gaji) merupakan langkah berlawanan.”
“Namun, bagi saya pribadi, itu boleh saja. Jujur, Anda harus toleran. Kalau ada pemain yang menentang hal tersebut maka sebetulnya itu situasi yang dapat diterima juga,” tutur Guendogan.
Premier League sudah dihentikan sejak 13 Maret hingga 30 April mendatang. Namun, tampaknya libur kompetisi bakal diperpanjang mengingat pandemi virus corona belum mereda. Makanya, Premier League kudu bertindak menentukan masa depan liga musim 2019/20.
ADVERTISEMENT
---
kumparanDerma membuka campaign crowdfunding untuk bantu pencegahan penyebaran corona virus. Yuk, bantu donasi sekarang!
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten