Gasperini: 10 Hari Lalu, Hasil Tes Darah Nyatakan Saya Pernah Mengidap COVID-19

31 Mei 2020 9:51 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pelatih Atalanta, Gian Piero Gasperini, memimpin timnya berlaga menghadapi Valencia. Foto: Reuters/Handout
zoom-in-whitePerbesar
Pelatih Atalanta, Gian Piero Gasperini, memimpin timnya berlaga menghadapi Valencia. Foto: Reuters/Handout
ADVERTISEMENT
Sepuluh hari lalu, hasil tes darah menunjukkan bahwa pelatih Atalanta, Gian Piero Gasperini, pernah terpapar virus corona.
ADVERTISEMENT
Gasperini bercerita bahwa ia merasa tidak fit di hari pertandingan leg kedua babak 16 besar Liga Champions 2019/20 melawan Valencia. Atalanta datang ke Mestalla sambil membawa keunggulan agregat 4-1.
"Saya merasa tidak enak badan sebelum laga melawan Valencia. Sore harinya--di hari pertandingan--saya merasa semakin buruk," ujar Gasperini kepada La Gazzetta dello Sport, dilansir Football Italia.
"Kalau kalian memperhatikan foto-foto pertandingan, kalian akan melihat saya seperti tidak fit saat duduk di bench," lanjut Gasperini.
Pemain Atalanta, Josip Ilicic (kedua kiri) saat mencetak gol Rabu (11/3). Foto: UEFA Pool/Handout via REUTERS
Duel melawan Valencia di Mestalla tersebut digelar tanpa penonton. Begitu pertandingan tuntas, rombongan Atalanta langsung pulang ke Bergamo.
"Pertandingan itu tanggal 10 Maret (waktu Spanyol). Dua hari setelahnya, saya tidak bisa tidur nyenyak. Sebenarnya saya tidak demam, tetapi merasa seperti orang demam," lanjut Gasperini.
ADVERTISEMENT
Markas Atalanta terletak di Kota Bergamo yang merupakan salah satu episentrum wabah virus corona di Italia. Meski demikian, yang menjadi kandang Atalanta di Liga Champions adalah Stadion San Siro, Milan.
Pada leg pertama, ada sekitar 40.000 suporter yang menyaksikan langsung di San Siro. Tak mengherankan jika duel tersebut dianggap sebagai salah satu kasus kunci penyebaran virus corona di Italia.
Pelatih Atalanta, Gian Piero Gasperini. Foto: Reuters/Daniele Mascolo
"Setiap dua menit, saya mendengar suara ambulans melintas karena di dekat lapangan latihan [Atalanta] memang ada rumah sakit. Rasanya seperti di zona perang," jelas Gasperini.
"Pada malamnya saya bertanya pada diri sendiri: Apa yang terjadi jika saya harus dirawat di rumah sakit? Saya tidak boleh diopname. Ada banyak pekerjaan yang harus saya selesaikan."
ADVERTISEMENT
"Pada 14 Maret, tepat di hari Sabtu, saya menjalani sesi latihan terberat dalam beberapa tahun terakhir: Berlari 10 km dengan menggunakan treadmill selama 1 jam. Saya merasa sangat kuat. Ajaib, 'kan?" tutur Gasperini.
Para pemain Atalanta bersuka cita di ajang Liga Champions. Foto: REUTERS/Gleb Garanich
Pelatih 62 tahun ini tidak benar-benar ambruk. Ia hanya merasakan salah satu gejala COVID-19 yang dirasakannya adalah kehilangan daya kecap pada lidah.
Gasperini menyadari kondisi ini saat menyantap hidangan yang diberi oleh seorang suporter Atalanta yang merupakan koki level Michelin-star. Ketika itu, sang koki memberikan hadiah makanan dan sampanye 2008 Dom Perignon kepada tim.
"Saya mencicipi sampanyenya dan berkata: Ini, sih, air. Makanannya terasa seperti roti. Saya benar-benar kehilangan daya kecap," ujar Gasperini.
"Saya tinggal di markas latihan, di Zingonia, selama tiga pekan. Ketika kembali ke rumah di Turin, saya menerapkan physical distancing dengan istri dan anak saya."
ADVERTISEMENT
"Karena tidak pernah demam, saya tidak swab test. Namun, 10 hari lalu, tes darah menunjukkan bahwa saya pernah mengidap COVID-19. Hasilnya menunjukkan bahwa tubuh saya membentuk antibodi terhadap virus corona. Akan tetapi, bukan berarti saya kebal dengan penyakit itu," tutur Gasperini.
====
Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona. Yuk, bantu donasi atasi dampak corona!