Dejan Lovren

Dejan Lovren soal Dukungan Liverpool buat George Floyd: Kami Harus Melakukannya

5 Juni 2020 14:24 WIB
comment
5
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Selebrasi pemain LIverpool, Dejan Lovren (kanan) usai mencetak gol ke gawang lawan. Foto: Oli SCARFF / AFP
zoom-in-whitePerbesar
Selebrasi pemain LIverpool, Dejan Lovren (kanan) usai mencetak gol ke gawang lawan. Foto: Oli SCARFF / AFP
ADVERTISEMENT
Dejan Lovren merasa dia dan rekan-rekannya di Liverpool telah mengambil langkah yang benar dengan memberikan dukungan terhadap gerakan yang menuntut keadilan terhadap mendiang George Floyd (46) pada Senin (1/6/2020) lalu.
ADVERTISEMENT
Senin itu, para pemain dan staf Liverpool berfoto dengan pose berlutut di tengah Anfield. Foto ini lalu disebarluaskan melalui sosial media dengan tagar #BlackLivesMatter.
Gestur berlutut yang diperlihatkan Liverpool itu merupakan wujud protes terhadap ketidakadilan yang dialami minoritas, khususnya kepada Floyd. Simbol ini pertama kali diperkenalkan oleh eks atlet NFL, Colin Kaepernick, pada 2016.
Pada 25 Mei lalu, Floyd, yang merupakan seorang Afro-Amerika, tewas karena lehernya ditindih lutut seorang polis Minneapolis bernama Derek Chauvin. Kejadian ini menyulut protes di 30 kota di Amerika Serikat, dan kemudian di berbagai belahan dunia.
Para pemain Liverpool berlutut untuk mengkampanyekan 'Black Lives Matter'. Foto: Twitter: Liverpool
"Saya tahu kami harus melakukannya. Apa yang sedang terjadi di Amerika Serikat itu sungguh tak adil. Kita semua sama, dan kami ingin menyebarkan pesan ini ke seluruh dunia," ujar Lovren kepada Sky Sports.
ADVERTISEMENT
Karena aksi Liverpool mendapatkan respons positif, Lovren senang. Klub-klub Premier League lain pun turut melakukan aksi serupa.
Lovren pernah merasakan beratnya hidup menjadi minoritas. Dia lahir dan tinggal di Kraljeva Sutjeska, sebuah desa di luar kota Zenica, yang dulu masuk dalam wilayah Yugoslavia.
Ketika perang Bosnia pecah, Zenica diserang. Kala itu, Lovren baru berusia 3 tahun. Lovren dan keluarganya lalu pindah ke Muenchen sebagai pengungsi. Dia merasa Jerman seperti rumah kedua, tapi dia harus memperbaharui izin tinggalnya di Jerman 6 bulan sekali.
Lovren, bek Liverpool dari Kroasia. Foto: Getty Images
Usia 10 tahun, Lovren dan keluarga pindah ke Kroasia karena tak lagi mendapatkan izin tinggal di Jerman. Hidup di Kroasia sempat tak berjalan mudah untuk Lovren, terutama karena faktor bahasa dan kultur. Namun, kini dia memiliki kebangsaan atas Kroasia.
ADVERTISEMENT
"Sepak bola bukan hanya menyoal performa dan gol. Menurut saya, kita harus memanfaatkan platform yang kita punya ini, apalagi ada jutaan orang yang mengikuti olahraga ini," jelas Lovren.
"Selain sebagai pesepak bola, saya ingin diingat sebagai pria yang menyebarkan cinta dan optimisme. Saya tahu, ketika saya dan tim ini melakukan sikap seperti ini, ada saja yang bilang, 'Tetaplah di jalur sepak bola.' Tapi, saya tak setuju."
"Saya ini pesepak bola, dan saya punya ketertarikan dengan hal lain. Fokus utama saya sebagai pesepak bola, tentu, ya, sepak bola. Tapi, jika saya bisa mengatakan hal positif dan membantu pesan bahwa kita semua sama kian menggema, saya akan melakukannya."
"Saya merasa aksi ini akan memberikan hal yang baik, terutama di saat dunia sedang tak baik-baik saja seperti sekarang," pungkas eks bek Southampton tersebut.
ADVERTISEMENT
---
Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona. Yuk, bantu donasi atasi dampak corona!
Ayo, ikutan Home of Premier League dan menangi 1 unit SmartTV dan 2 Jersi Original klub Liga Inggris. Buruan daftar di sini.
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten