Dear PSSI, Sesungguhnya Tak Ada Jaminan Liga 1 Bisa Digelar November

30 September 2020 12:03 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pemain Persija, Evan Dimas (tengah) bersama rekan merayakan gol ke gawang Bhayangkara FC pada pertandingan Liga 1 2020 di Stadion PTIK, Jakarta, Sabtu (14/3). Foto: ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari
zoom-in-whitePerbesar
Pemain Persija, Evan Dimas (tengah) bersama rekan merayakan gol ke gawang Bhayangkara FC pada pertandingan Liga 1 2020 di Stadion PTIK, Jakarta, Sabtu (14/3). Foto: ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari
ADVERTISEMENT
PSSI telah memutuskan untuk menunda lanjutan pertandingan Liga 1 dan Liga 2 2020. Hal itu tak lepas dari tak dikeluarkannya izin keramaian oleh Polri dengan pertimbangan jumlah kasus positif corona yang terus meningkat.
ADVERTISEMENT
Ketua Umum PSSI, M. Iriawan, menyatakan keinginannya untuk kembali menggelar Liga 1 dan Liga 2 pada November mendatang. Namum, siapa bisa menjamin?
Polri telah memberikan sinyal tak akan mengeluarkan izin di semua tingkatan selama pandemi corona masih berlangsung. Hal itu juga untuk mendukung menurunnya jumlah orang terinfeksi virus.
“Mempertimbangkan pertama bahwasanya situasi pandemi COVID-19 masih berlangsung. Dengan fakta jumlah masyarakat terinfeksi yang terinfeksi setiap harinya meningkat, kami tidak akan mengeluarkan surat izin keramaian di semua tingkatan,” kata Karopenmas Divisi Humas Polri Brigjen Pol Awi Setiyono, kemarin.
Awi menuturkan, larangan tersebut juga berlaku untuk penyelenggaraan nonton bareng atau nobar yang melibatkan masyarakat. Ia kemudian mencontohkan rencana nobar film G30 S/PKI yang sebaiknya disaksikan masing-masing.
ADVERTISEMENT
“Bagaimana nobar? Ya ini salah satu alasannya,” ujar Awi.
Jika acuannya adalah tingkat penyebaran corona, maka keinginan PSSI untuk menggelar kompetisi bulan depan semakin terjal. Per Selasa (29/9), Indonesia tercatat memiliki 282.724 kasus positif dengan 10.601 angka kematian.
Semakin meresahkan bila melihat kurva kasus positif yang terus meningkat dari hari ke hari.
Berdasarkan data John Hopkins University, sejak Maret, jumlah kasus baru corona di Indonesia setiap harinya terus meningkat. Rekor tertinggi baru saja pecah pada 25 September lalu dengan 4.823 kasus positif corona harian.
Kurva kasus harian corona di Indonesia. Foto: istimewa
Melihat situasi tersebut, Ketua Komisi X DPR Syaiful Huda menyarankan Liga 1 musim ini disetop dan dilanjutkan pada musim 2021 mendatang.
"Posisi saya begini, agak ekstremnya ya, kita tunda kompetisi tahun ini dan kita persiapkan sebagus-bagusnya nanti pada tahun 2021," kata Syaiful kepada kumparan.
ADVERTISEMENT
Syaiful punya alasan mengapa Liga 1 ditunda hingga 2021.
"Dengan sekali lagi ,dalam rangka menciptakan suasana bahwa Indonesia sudah siap untuk berkompetisi. Karena tahun 2021 ada FIFA World Cup untuk U-20," tambah dia.
Pendapat serupa disampaikan Sekretaris Umum PSMS Medan, Julius Raja, yang meminta PSSI untuk lebih tegas memutuskan masa depan liga.
PSMS Medan Foto: ANTARA FOTO/Septianda Perdana
Andai tidak bisa dilanjutkan bulan November 2020, dia mengusulkan agar PSSI meniadakan kompetisi sepak bola nasional.
"Jadi tidak ada keputusan 'menunggu lagi'. Nanti waktunya kembali tidak pas. PSSI harus mengambil ketegasan, 'yes' or 'no'," ujar Julius seperti dikutip dari Antara.
Ya, klub-klub Liga 1 dan Liga 2 menjadi pihak yang paling terdampak dari keputusan penundaan kompetisi. Persiraja menyatakan pihaknya rugi sekitar Rp 1,5-2 miliar karena membengkaknya biaya operasional.
ADVERTISEMENT
Persiraja, bersama tim-tim luar Jawa seperti PSM Makassar dan Bali United, sudah tiba di Yogyakarta sejak beberapa hari lalu. Mereka sedianya bersiap untuk menghadapi lanjutan Liga 1 yang dijadwalkan kembali dimulai pada Kamis (1/10) besok.
Jika Bali United memilih kembali ke rumah, Persiraja dan PSM memilih untuk bertahan di Yogya. Hal itulah yang membuat pengeluaran mereka membengkak.
Ditundanya kompetisi juga membuat klub pusing mengurus kontrak pemain. Sebelumnya, klub-klub Liga 1 dan Liga 2 telah mengikat para pemain mereka dengan kontrak hingga Februari 2021 yang bertepatan dengan berakhirnya kompetisi.
Tim sepak bola Persib Bandung menyelesaikan porsi latihan di Stadion GBLA, Bandung, Jawa Barat, Selasa (11/8/2020). Foto: NOVRIAN ARBI/ANTARA FOTO
Namun, dengan diundurnya liga, klub pun terpaksa harus melakukan negosiasi ulang dengan para pemain. Jika kompetisi diundur jadi November, maka kontrak pemain akan berakhir para Maret 2021.
ADVERTISEMENT
"Itu pasti berpengaruh (kontrak para pemain). Kita tunggu saja surat resminya seperti apa. Kontrak mereka hanya sampai bulan Februari, karena awalnya dijadwalkan selesai pada bulan tersebut,'' kata Direktur PT Persib Bandung Bermartabat (PBB), Teddy Tjahjono.
''Iya (akan negosiasi ulang). Kita tunggu saja seperti apa. Ya, saat ini jadi berantakan semua,'' tandasnya.
Kalau sudah begini, apakah PSSI tetap bersikukuh menggelar kompetisi November? Lantas, siapa yang bisa menjamin?