Angelo Di Livio: Juventus Asuhan Sarri Kurang Kejam

28 Mei 2020 13:55 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Angelo Di Livio (kiri) dan Raul Gonzalez di final Liga Champions 1998. Foto: AFP/Jacques Demarthon
zoom-in-whitePerbesar
Angelo Di Livio (kiri) dan Raul Gonzalez di final Liga Champions 1998. Foto: AFP/Jacques Demarthon
ADVERTISEMENT
Legenda Juventus, Angelo Di Livio, sedikit kecewa dengan situasi mantan klubnya tersebut. Menurut Di Livio, Juventus saat ini kurang kejam dan agresif, tak seperti pada masa kepelatihan Massimiliano Allegri.
ADVERTISEMENT
Setelah lima tahun berhiaskan 11 trofi plus dua final Liga Champions, Allegri diberhentikan pada akhir musim 2018/19. Posisinya kemudian digantikan oleh Maurizio Sarri yang dipercaya bisa membuat 'Si Nyonya Tua' tampil lebih ofensif.
Meski demikian, Sarri belum mampu menjawab ekspektasi dengan baik. Juventus saat ini cuma unggul satu angka atas Lazio di puncak klasemen Serie A. Mereka pun terancam tersingkir dari Liga Champions setelah kalah dari Lyon pada leg I babak 16 besar.
Fakta inilah yang membuat Di Livio khawatir. Menurut eks pemain berjuluk 'Serdadu Kecil' itu, Juventus besutan Sarri belum memiliki apa yang dibutuhkan untuk mencapai target utama menjuarai Liga Champions.
"Masih jauh sekali," kata Di Livio kepada Corriere dello Sport. "Sudah begitu, mereka juga kesulitan di liga. Ditambah dengan kebangkitan Lazio, bisa jadi mereka bakal gagal mendapatkan keduanya (Serie A & Liga Champions)."
ADVERTISEMENT
"Di Liga Champions, mereka masih bisa membalikkan keadaan di leg II melawan Lyon. Namun, aku tidak menyukai mentalitas mereka. Agresi, kekejaman, dan rasa cinta terhadap klub saat ini tidak tampak. Musim ini mereka terlihat lesu," lanjut Di Livio.
Menurut pria 53 tahun itu, penurunan Juventus tak bisa dipisahkan dari kepergian Allegri. Di Livio juga mengaku sulit memahami keputusan Andrea Agnelli mencopot Allegri yang disebutnya sebagai Marcello Lippi baru.
"Tak banyak orang yang memahami keputusan [Agnelli mencopot Allegri] tersebut. Siapa pun yang berhasil memberikan gelar juara harus dihormati dan tak bisa ditendang begitu saja. Allegri bisa menjadi Lippi baru," ucap Di Livio.
"Terlepas dari itu, aku tetap mendoakan Sarri. Sekarang dia tahu bagaimana rasanya berada di tim yang mewajibkan dirinya selalu meraih kemenangan," sambungnya.
Pemain-pemain Juventus merayakan gol Cristiano Ronaldo ke gawang Fiorentina. Foto: AFP/Marco Bertorello
Di Livio boleh saja sedikit kecewa. Kendati begitu, tetap ada hal yang membuatnya bahagia melihat Juventus saat ini. Sumber kebahagiaan itu tak lain merupakan Cristiano Ronaldo yang disebutnya sebagai 'pemain super'.
ADVERTISEMENT
"Dia adalah pemain super yang harus selalu dimainkan. Dari caranya berlatih dan menjalani kehidupan, dia telah memberi contoh yang bagus," pungkas Di Livio.
Di Livio sendiri memperkuat Juventus selama enam tahun dari 1993 sampai 1999. Dalam kurun waktu itu, dia berhasil mempersembahkan sembilan gelar juara, termasuk satu titel Liga Champions.
Dari Juventus, Di Livio kemudian hijrah ke Fiorentina, di mana dia berhasil meraih satu trofi Coppa Italia. Pemain yang dikenal serbabisa itu memperkuat La Viola sampai gantung sepatu di usia 39 tahun pada 2005.
-----
Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona. Yuk, bantu donasi atasi dampak corona.