Ada Sir Alex dalam Diri Solskjaer

16 Maret 2019 16:00 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ole Gunnar Solskjaer dan Michael Carrick di laga melawan Burnley. Foto: Reuters/Phil Noble
zoom-in-whitePerbesar
Ole Gunnar Solskjaer dan Michael Carrick di laga melawan Burnley. Foto: Reuters/Phil Noble
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Kini tak ada orang yang lebih pantas untuk memimpin Manchester United ketimbang Ole Gunnar Solskjaer. Pendapat itu tercetus dari pemikiran sang asisten, Michael Carrick.
ADVERTISEMENT
Catatan 14 kemenangan dalam 18 laga di semua kompetisi menjadi landasan argumen Carrick. Bahkan di dalamnya juga terkandung cerita keberhasilan Solskjaer mengantarkan United ke babak perempat final Piala FA dan Liga Champions 2018/19.
"Semuanya berjalan baik sesuai dengan harapan. Awal yang kami lakoni di Cardiff bahkan sangat penting, lantas semuanya berlanjut ke Tottenham dan kemenangan yang direngkuh di sana sangat hebat. Setelahnya, ya, efek bola salju," jelas Carrick kepada ESPNFC.
"Ia harus tinggal di sini karena saya juga mesti menjaga pekerjaan saya! Saya pikir, tidak banyak suporter dan pemain Manchester United yang berpendapat sebaliknya," ucap Carrick.
Solskjaer dan Ferguson dalam sebuah konferensi pers. Foto: Reuters / Carl Recine
Segala keunggulan taktik yang dibawa oleh Solskjaer juga dibangun oleh pengaruh kepelatihan Sir Alex Ferguson. Mungkin kepemimpinan Solskjaer tidak akan menampilkan kisah-kisah garang seperti hairdryer treatment ala Ferguson. Namun, tak ada yang memungkiri bahwa Solskjaer sanggup memberikan pendekatan yang tepat kepada para pemain.
ADVERTISEMENT
Pendekatan ini pulalah yang dipercaya mampu mengeluarkan apa-apa yang terbaik dari skuatnya. Tak heran, walau tak kalis sama sekali dari kekalahan, United acap bertanding dengan aura berbeda: dari United yang katakanlah, mulai rajin mendapat olok-olok, menjadi tim yang patut buat disegani.
Selebrasi dari Marcus Rashford. Foto: Reuters/John Sibley
Salah satu buktinya adalah laga babak 16 besar Liga Champions 2018/19. Takluk 0-2 dari Paris Saint-Germain di Old Trafford, United menggila dan menghajar sang wakil Prancis dalam partai tandang. Kemenangan 3-1 menjadi hasil akhir yang mengantarkan mereka pada laga perempat final melawan Barcelona.
"Si Bos Besar (Sir Alex) memberi pengaruh terbesar dalam diri Ole (Gunnar Solskjaer). Ya, mirip dengan sebesar apa pengaruh Ole pada saya. Bila Anda dipengaruhi secara masif bertahun-tahun, maka tentu akan ada kesamaan antara Anda dan sosok yang jadi panutan itu," jelas Carrick.
ADVERTISEMENT
Ole Gunnar Solskjaer, si pemberi nyawa kedua bagi Manchester United. Foto: Reuters/Matthew Childs
"Tapi, Ole adalah satu pribadi dan Bos Besar adalah pribadi yang lain. Ole melihat segala sesuatu dari kacamatanya sendiri. Saya tidak ingin bersikap tidak adil kepada Ole."
"Bos Besar adalah Bos Besar. Kita semua mengetahuinya, dan entah bagaimana caranya, ia tetap menjadi bos di sini. Namun saya pikir, Ole pantas untuk mendapatkan apresiasi atas segala hal yang dilakukan dan posisinya kali ini," tegas Carrick.
Ya, begitulah Sir Alex. Ia memang tak lagi terlihat di tepi lapangan, berteriak garang kepada para pemain sambil menunjuk-nunjuk arlojinya. Cerita tentang para pemain United yang ketakutan kala ia murka memang tak ada lagi.
Namun, Sir Alex tak pernah hilang. Ia selalu ada di seantero Old Trafford, ia selalu 'hadir' dalam setiap laga 'Setan Merah'. Dan bukannya tak mungkin, kali ini ia datang dalam wujud yang baru, lewat keberadaan Solskjaer.
ADVERTISEMENT