Tips Menghemat Biaya Transportasi bagi Pekerja Ibu Kota

3 Desember 2018 7:52 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Petugas melakukan perawatan rutin pada bus Pengangkutan Penumpang Djakarta (PPD) di Pool Ciputat, Tangerang Selatan. (Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Petugas melakukan perawatan rutin pada bus Pengangkutan Penumpang Djakarta (PPD) di Pool Ciputat, Tangerang Selatan. (Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Biaya transportasi tak dipungkiri memang jadi pos pengeluaran yang patut diperhatikan para pekerja ibu kota. Pasalnya, meski terlihat sepele namun mengatur biaya transportasi dengan baik bisa memangkas biaya pengeluaran jadi lebih efisien lho.
ADVERTISEMENT
Apalagi bagi Anda yang sehari-hari harus berangkat kerja dari kawasan pinggiran Jakarta seperti Bogor, Depok, Tangerang atau Bekasi. Maka, memahami trik menghemat biaya transportasi tak boleh diabaikan.
Perencana Keuangan dari Finansia Consulting Eko Indarto mengatakan hal utama yang perlu dilakukan ialah membuat anggaran transportasi bulanan. Misalnya saja, tentukan anggaran dari tempat tinggal-stasiun-kantor dan sebaliknya secara rinci seperti 10-20 persen dari total gaji. Ini berguna agar karyawan bisa memetakan serta membatasi pengeluaran untuk biaya transportasi agar tak membengkak.
"Sehingga bisa dievaluasi di akhir bulannya," katanya ketika dihubungi kumparan, Senin (3/12).
Eko melanjutkan, karyawan juga perlu memilih transportasi yang paling efisien dari tempat tinggal ke kantor. Misalnya saja, menggunakan KRL (Kereta Rel Listrik) atau bus TransJakarta yang relatif lebih hemat sebagai moda andalan. Mengingat transportasi umum itu memang jadi pilihan banyak orang, maka Eko mengingatkan agar melakukan persiapan dengan berangkat lebih awal.
Penumpang KRL di Tanah Abang (Foto: Soejono Saragih/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Penumpang KRL di Tanah Abang (Foto: Soejono Saragih/kumparan)
"Kalau semakin siang kan semakin kotor semakin banyak polusi sehingga cari pilihan transportasi yang tidak efisien lagi. Naik angkot penuh atau enggan naik KRL karena kesiangan, mau enggak mau naik taksi atau ojek langsung misalnya yang lebih mahal, sehingga perlu berangkat lebih pagi," imbuhnya.
ADVERTISEMENT
Pilihan transportasi yang tak efisien itulah, kata Eko, yang seringkali jadi penyebab kebocoran biaya transportasi bulanan bagi karyawan. Kendati demikian, menurutnya, ojek online (ojol) sebetulnya juga bisa jadi alternatif biaya transportasi hemat asal mengetahui triknya. Misalnya saja, hanya untuk jarak dekat (stasiun ke kantor dan sebaliknya) dan jeli memanfaatkan diskon yang cukup lumayan bisa sampai 90 persen.
Ia menegaskan, mempersiapkan berangkat awal memang kunci untuk menghemat anggaran transportasi. Di samping leluasa memilih alternatif transportasi paling efisien juga bakal diuntungkan jika kantor memiliki kebijakan insentif bagi karyawan yang on time.
"Di beberapa kantor ada insentif kan. Ada beberapa kantor yang karyawannya terlambat, gak dapat uang makan hari itu. Itu bisa membuat dia lebih boros, lalu mengurangi penghasilan dia juga kan," kata dia.
ADVERTISEMENT
Eko menambahkan, jika karyawan memang masih mengontrak atau ngekos tak ada salahnya memilih lokasi di dekat kantor untuk menekan biaya transport. Namun, bagi yang telah memiliki rumah yang notabene ada di pinggiran Jakarta maka berangkat awal tetap jadi solusi.
"Kalau rumahnya di pinggir Jakarta ya, mau enggak mau mesti berangkat lebih pagi," tandasnya.