Tekan Biaya Operasional, Garuda Indonesia Efisiensi Pemakaian Avtur

27 Desember 2019 18:49 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pesawat Garuda Indonesia. Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Pesawat Garuda Indonesia. Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk, memaparkan strategi untuk menghemat menekan biaya operasional bisnis perusahaan. Salah satunya dengan menghemat penggunaan bahan bakar avtur.
ADVERTISEMENT
Plt Direktur Utama Garuda Indonesia, Fuad Rizal, mengatakan perseroan akan menghemat pemakaian avtur. Caranya, Garuda Indonesia telah mengurangi jumlah pesawat dalam satu rute.
Dia mencontohkan misalnya dalam satu rute, biasanya Garuda Indonesia mengoperasikan sebanyak 10 pesawat. Sementara saat ini hanya 7 pesawat yang dioperasikan.
"7 flight, 3 pesawat tak terbang. Jadi itu menghemat fuel karena pengurangan bahan bakar konsumsi," katanya saat konferensi pers di Kantor Pusat Garuda Indonesia, Tangerang, Jumat (27/12).
Selain itu, Fuad mengatakan perusahaan tidak pernah membeli pesawat baru lagi sejak tahun 2015. Pesawat yang ada saat ini merupakan pesanan pada periode sebelumnya.
"Enggak ada pesanan baru," katanya.
Berdasarkan laporan keuangan, hingga kuartal III Garuda Indonesia telah menurunkan pengeluaran untuk avtur sekitar 10,9 persen atau senilai USD 908,4 juta dibanding periode sama tahun sebelumnya.
Plt Dirut Garuda Indonesia, Fuad Rizal, memberikan keterangan pada acara Paparan Tahunan PT Garuda Indonesia di kawasan Bandara Soekarno Hatta, Jumat (27/12). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
Fuad tak menyangkal upaya lain untuk bisa meningkatkan pendapatan yaitu dengan menaikkan harga tiket Tarif Batas Atas (TBA).
ADVERTISEMENT
"Kami berusaha memperlebar margin, menyesuaikan harga ke level TBA (Tarif Batas Atas) dari sisi produksi," imbuhnya.
Sementara itu dari laporan yang dipaparkan, pendapatan perseroan sepanjang kuartal III 2019 naik 7,9 persen menjadi USD 2,5 miliar dibanding periode sama pada tahun sebelumnya USD 2,3 miliar.
Adapun bisnis kargo Garuda Indonesia juga mengalami pertumbuhan sebesar 43 persen menjadi USD 42,2 dibanding periode sama pada tahun sebelumnya USD 29,5 juta.