Sandiaga Uno Sebut Pemerintah Butuh Rp 200 Triliun untuk Atasi Dampak Corona

26 Maret 2020 15:29 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sandiaga Uno. Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Sandiaga Uno. Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Mantan calon wakil presiden RI, Sandiaga Uno, menawarkan paket kebijakan untuk menyelamatkan Indonesia dari cengkeraman pandemi virus corona. Dalam paket kebijakannya itu, pemerintah membutuhkan dana setidaknya Rp 200 triliun.
ADVERTISEMENT
Kata Sandi, dana jumbo itu di luar biaya yang sudah dianggarkan pemerintah untuk penanggulangan virus corona yang sudah berjalan. Sumber Rp 200 triliun berasal dari pos-pos yang realokasi hingga penerbitan surat utang global atau global bond untuk menarik devisa ke dalam negeri.
"Untuk ekonomi, saya berpikir paket kebijakan yang cocok ini mungkin bisa melihat angka sekitar Rp 200 triliun yang diperlukan secara keseluruhan di luar dari paket penanggulangan COVID-19," katanya dalam konferensi pers online, Kamis (26/3).
Paket kebijakan ekonomi dengan dana jumbo ini dibagi empat tahap. Pertama sebanyak 25 persen atau sekitar Rp 50 triliun harus segera dicairkan untuk masyarakat yang paling terdampak.
"Dilakukan dengan kasih bantuan langsung tunai (BLT) kepada masyarakat golongan rentan. Ini saya mendukung jika dari Rp 200 triliun yang disiapkan itu seperempatnya bisa langsung diarahkan ke 40 persen masyarakat kelompok terbawah," ucapnya.
Sandiaga Uno. Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
Tahap kedua, 25 persen bisa diarahkan ke sektor informal, pekerja harian, UMKM sekitar Rp 50 triliun. Kucuran dana ini salah satunya untuk memastikan mereka bisa tetap beroperasi. Paket likuiditas bisa membantu arus kas perusahaan, jadi tak perlu ada PHK.
ADVERTISEMENT
Paket ketiga adalah bantuan kepada masyarakat yang kehilangan pekerjaan dan belum dapat pekerjaan. Sandi menyebut hal ini diselaraskan dengan program Kartu Pra Kerja pemerintah yang sedang disiapkan.
"Ini bisa dieksekusi dengan cepat. Jadi 25 persen atau Rp 50 triliun bisa diarahkan ke mereka," terangnya.
Terakhir, bantuan ke sektor keuangan karena banyak perbankan atau perusahaan pembiayaan yang mengalami kesulitan karena masyarakat susah bayar cicilan, tagihan termasuk listrik dan telepon.
"Jadi dari segi paket ekonomi, saya yakin ini bisa membantu dan kita dahulukan juga. Kalau pun pemerintah ada tambahan utang baru atau mau melebarkan defisit 3 persen harus dilakukan dengan langkah politik yang partisan, jadi mementingkan merah putih," ujar Sandi.
Sandiaga menuturkan, untuk bisa mengeksekusi ini, pemerintah tak akan bisa sendirian. Menurutnya, mereka bisa menggandeng perusahaan besar yang punya kemampuan menyentuh kantong yang diperlukan untuk penyaluran program ini. Penyalurannya bisa libatkan pelaku UKM dengan aplikasi yang ada.
ADVERTISEMENT
"Jadi pemikiran saya demikian. Saya yakin kita akan mampu hadapi cobaan ini dan kita harus bersatu dan harus dorong pemerintah lakukan tindakan tegas dan cepat," ujar Sandi.