Saham BUMI Resources Anjlok 5,38 Persen di Tengah Rencana Masuknya Salim Group

10 Oktober 2022 12:28 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
6
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi IHSG. Foto: ANTARAFOTO/Indrianto Eko Suwarso
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi IHSG. Foto: ANTARAFOTO/Indrianto Eko Suwarso
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Saham PT Bumi Resources Tbk (BUMI) terpantau anjlok 10 poin (5,38 persen) ke 176 pada sesi I perdagangan bursa, Senin (10/10). Pada pembukaan perdagangan pagi tadi, sebenarnya saham BUMI menghijau ke posisi 199, namun langsung merah hingga saat ini di posisi 176.
ADVERTISEMENT
Frekuensi saham ditransaksikan sebanyak 58.036 kali, dengan total volume perdagangan sebanyak 6,09 miliar saham senilai Rp 1,08 triliun.
Anjloknya saham BUMI terjadi di tengah rencana Salim Group yang akan membeli saham perusahaan. Padahal pada Jumat pekan lalu, saham BUMI terbang 14,11 persen ke posisi 186 karena rencana aksi korporasi Salim Group.
Salim Group berencana masuk ke BUMI lewat skema penambahan modal tanpa hak memesan efek terlebih dahulu (PMTHMETD) sebesar 200 miliar saham biasa seri C dengan harga pelaksanaan Rp 120 per saham atau setara Rp 24 triliun.
Berdasarkan keterangan BUMI, setidaknya Salim Group akan masuk menjadi pemegang saham melalui 2 perusahaan cangkangnya di Hong Kong yakni Mach Energy Limited (MEL) dan Treasure Global Investements Limited (TGIL) dengan masing-masing kepemilikan 85 persen dan 15 persen saham yang dilepas BUMI.
Anthoni Salim Foto: wikimedia commons
“MEL dan TGIL merupakan pihak yang dikendalikan oleh Anthony Salim dan merupakan perusahaan yang tergabung dalam kelompok usaha Salim,” tulis BUMI.
ADVERTISEMENT
Adapun MEL merupakan badan hukum yang didirikan berdasarkakn hukum Hong Kong. Susunan pemegang sahamnya terdiri dari PT Bakrie Capital Indonesia (Grup Bakrie) dengan kepemilikan 42,5 persen saham, Colver Wide Limited (dikendalikan Agoes Projosasmito) 15 persen saham, dan sisanya 42,5 persen saham dikendalikan oleh MEL sendiri yang berbasis di Singapura.
Kemudian, untuk TGIL juga merupakan perusahaan cangkang Salim Group yang berbasis di Hong Kong. Perusahaan ini justru hanya memiliki 2 pemegang saham yakni PT Aswana Pinashtika Investasi (dikendalikan Agoes Projosasmito) yang memiliki 16,15 persen dan dan MEL yang menggenggam saham mayoritas 83,85 persen.