Rencana BPJS Ketenagakerjaan Lepas Saham dan Reksa Dana Picu Anjloknya IHSG
ADVERTISEMENT
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
ADVERTISEMENT
Berikut kumparan merangkum beberapa fakta soal rencana BPJS Ketenagakerjaan yang akan mengurangi porsi investasi mereka di pasar saham.
Saham Dinilai Terlalu Berisiko, BPJS TK Cari Instrumen Aman
Direktur Utama BPJS Ketenagakerjaan Anggoro Eko Cahyo mengkonfirmasi pihaknya bakal mengurangi investasi mereka di saham serta reksa dana dan akan beralih ke Surat Berharga Negara (SBN).
“BPJamsostek mempertimbangkan penyesuaian portofolio investasi yang dilakukan secara bertahap dalam jangka panjang dengan menambah alokasi pada surat utang, baik SBN maupun surat utang korporasi yang memenuhi persyaratan,” ujar Anggoro kepada kumparan, Rabu (31/3).
Penyesuaian ini bukan berarti BPJamsostek tidak optimistis dengan prospek investasi di pasar modal Indonesia. Menurut Anggoro dalam jangka panjang atau sekitar 10-15 tahun ke depan, BPJamsostek menilai bahwa saham dan reksa dana merupakan instrumen investasi yang punya daya ungkit return cukup tinggi. Sayangnya saat ini kondisi pasar saham sedang penuh ketidakpastian.
ADVERTISEMENT
“Namun saat ini, kondisi pasar modal banyak dipengaruhi sentimen global, sehingga memicu peningkatan volatilitas,” ujar Anggoro.
Alasan inilah yang mendasari BPJS Ketenagakerjaan untuk mengubah komposisi investasi mereka untuk menghindari risiko tersebut.
Persentase Saham dan Reksa Dana Capai 22 Persen dari Total Investasi
Adapun per Februari 2021, total dana kelolaan BPJamsostek tercatat sebesar Rp 489,89 triliun, dengan rata-rata pertumbuhan tahunan mencapai 17 persen CAGR. Adapun Aset Alokasi per Februari 2021 adalah surat utang sebesar 65 persen, deposito 12 persen, saham 14 persen, reksa dana 8 persen dan investasi langsung 1 persen.
Dilihat dari komposisi tersebut, maka BPJS Ketenagakerjaan bisa disebut sebagai salah satu investor institusi raksasa di pasar modal. Ini artinya apabila porsi investasi di saham dan reksa dana dikerdilkan maka kebijakan tersebut akan menimbulkan terjadinya arus uang keluar dari pasar modal dalam jumlah yang lumayan.
ADVERTISEMENT
Wacana BPJS Ketenagakerjaan Bikin IHSG Anjlok
Wacana pengurangan investasi BPJS Ketenagakerjaan di pasar modal bertepatan dengan merosotnya Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) selama dua hari berturut-turut. Kemarin Selasa (30/3), IHSG ditutup melemah ke level 6.071,44 atau turun 1,55 persen. Pelemahan berlanjut pada perdagangan hari ini, Rabu (31/3), IHSG kembali terperosok 1,42 persen ke level 5.985,52.
Analis Reliance Sekuritas Lanjar Nafi mengatakan hal tersebut bisa saling berkaitan. “Kalau dilihat dari psikologis investor, memang investor melihat hal tersebut. Kerena ketakutannya akan ada rotasi dari bobot portfolio institusi-institusi,” ujar Lanjar kepada kumparan, Rabu (31/3).
BEI Hormati Keputusan BPJS Ketenagakerjaan Hengkang dari Bursa
Direktur Perdagangan dan Penilaian Anggota Bursa BEI Laksono W. Widodo mengatakan jika benar wacana tersebut akan direalisasikan maka pihaknya menghargai kebijakan tersebut. Sebab investasi dari institusi pengelola dana publik merupakan kebijakan yang independen.
ADVERTISEMENT
“Kebijakan investasi dari para pengelola dana publik adalah kebijakan yang independen dan bursa menghargai keputusan dari para pengelola atau manajer investasi tersebut,” ujar Laksono kepada wartawan, Rabu (31/3).
Live Update
Pesawat latih jenis Tecnam P2006T dengan nomor pesawat PK-IFP jatuh di Lapangan Sunburst, BSD, Tangerang Selatan, Minggu (19/5). Pesawat dengan rute Tanjung Lesung-Pondok Cabe tersebut sudah hilang kontak sejak 13.43 WIB. Dilaporkan 3 orang tewas.
Updated 19 Mei 2024, 22:10 WIB
Aktifkan Notifikasi Breaking News Ini