Rapat PNS Pusat Akan Diperbanyak di Daerah Wisata

12 Februari 2020 20:27 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Suasana hari pertama kerja Pegawai Negeri Sipil (PNS) usai libur lebaran. Foto: Nugroho Sejati/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Suasana hari pertama kerja Pegawai Negeri Sipil (PNS) usai libur lebaran. Foto: Nugroho Sejati/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Virus corona yang merebak ke puluhan negara di dunia ikut menggoyang ekonomi Indonesia. Pertumbuhan ekonomi nasional diperkirakan tertekan hingga 0,3 persen tahun ini.
ADVERTISEMENT
Pariwisata jadi sektor yang paling terdampak. Karena itu pemerintah mencari cara untuk menyiasati masalah ini.
Sekretaris Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Susiwijono Moegiarso mengatakan, pemerintah bakal memberikan insentif bagi maskapai penerbangan dan daerah tujuan wisata. Cara ini dilakukan agar bisa menarik wisatawan domestik.
Jumlah wisatawan domestik perlu didongkrak karena wisawatan mancanegara pasti akan lebih banyak menahan berpergian ke luar negeri akibat virus ini.
"Pertama, dorong wisatawan domestik. Tapi memang wisatawan lokal juga akan nahan diri ke luar negeri sehingga dengan potensi ini akan dorong dengan cara berikan insentif. Kita barusan diskusi panjang dengan Pak Menko (Airlangga Hartarto), kami diminta bahas kembali insentif tarif pesawat seperti apa," kata dia dalam diskusi Hotel Millenium, Jakarta, Rabu (12/2).
ADVERTISEMENT
Insentif perlu diberikan karena maskapai berpotensi kehilangan penjualan kursi penerbangan hingga 2,1 juta untuk periode winter mulai Oktober hingga Maret tahun ini.
Sesmenko Perekonomian Susiwijono Moegiarso memberikan pengarahan soal IMF-World Bank. Foto: Nicha Muslimawati/kumparan
Kata Susiwijono, sudah ada tim yang akan bahas besaran insentif ke maskapai di Kementerian Koordinator Bidang Maritim dan Investasi.
"Kita akan konkretkan apakah skema (insentifnya) per weekend atau per day kasih insentif. Ini jadi faktor kunci untuk dorong wisatawan nusantara," kata dia.
Di sisi lain, pemerintah meminta para pemilik hotel dan restoran nasional untuk membagi kesusahan (sharing the pain) ini dengan menurunkan tarif hotel.
"Artinya kan kita belum tahu sampai kapan virus ini, jangan sampai insentif dari sisi pesawatnya sudah diturunkan, hotel masih mahal. Makanya harus didorong dengan berikan insentif," jelasnya.
ADVERTISEMENT

Rapat di Daerah Wisata yang Terdampak Virus Corona

Selain memberikan insentif ke maskapai, pemerintah juga meminta lembaga dan kementerian yang ada untuk menggelar rapat PNS di hotel yang ada di daerah. Ini dilakukan untuk menggenjot pendapatan daerah yang sangat terdampak akibat virus corona.
"Ini sejalan dengan arahan di sidang rapat paripurna. Ini ada dua hal, bukan hanya terkait dengan even penyelenggaraan rapat di daerah saja, nanti akan kita jelaskan di sisi belanja barang akan front loading jadi akan digenjot di awal, termasuk dana desa dan PKH," kata dia.
Wakil Ketua Umum Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Maulana Yusran mengatakan, ada empat daerah di Indonesia yang sangat terpukul akibat virus corona. Ketiganya adalah Bali, Manado, Batam, dan Jakarta.
ADVERTISEMENT
Daerah-daerah tersebut paling banya dikunjungi wisatawan asing, terutama dari China. Karena itu, dia mendukung langkah pemerintah pusat yang menggelar rapat di hotel daerah.
Akan tetapi, arahan itu saja tak cukup. Sebab selama ini bisnis perhotelan dan restoran di Indonesia sudah terganggu karena tiket pesawat mahal dua tahun belakangan. Karena itu, Maulana justru minta insentif juga ke pemerintah.
"Di 2019 pergerakan bisnis terhambat gara-gara harga tiket mahal. Tahun ini ada titik terang karena ganti direksi (Garuda Indonesia). Ke depan bundling low season bagaimana? Tapi ada isu virus ini, jadi hal lain yang harus kita selesaikan. Pemerintah katanya mau beri insentif," ucapnya.