Protes CPO Dikenakan Bea Masuk Tinggi, RI Surati India

21 Maret 2018 19:51 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pekerja memuat kelapa sawit ke dalam truk (Foto: FP PHOTO /  Kharisma Tarigan)
zoom-in-whitePerbesar
Pekerja memuat kelapa sawit ke dalam truk (Foto: FP PHOTO / Kharisma Tarigan)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Pemerintah telah menyampaikan keberatan atas langkah India yang menaikkan bea masuk bagi impor minyak sawit mentah atau Crude Palm Oil (CPO) sebesar 44% dan turunannya sebesar 54%. Sebab, kenaikan bea masuk impor ini akan memukul pebisnis kelapa sawit asal Indonesia.
ADVERTISEMENT
Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita mengatakan, India akan mempertimbangkan keberatan dari Indonesia tersebut. Bahkan pemerintah India juga mengaku akan membahas surat yang dikirim pemerintah Indonesia secara internal.
"Mereka (India) bilang 'Saya akan pertimbangkan, saya akan bicarakan secara internal atas surat itu" ujar Eggar saat ditemui di Kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta, Rabu (21/3).
Pekerja membawa kelapa sawit (Foto: AFP PHOTO / Adek Berry)
zoom-in-whitePerbesar
Pekerja membawa kelapa sawit (Foto: AFP PHOTO / Adek Berry)
Menurut dia, ada beberapa alasan India mengenakan bea masuk yang cukup tinggi terkait CPO dan turunannya, salah satunya mereka ingin industri minyak sayur mereka lebih maju dan mengurangi ketergantungan impor.
"Pertama mereka concern dengan APBN nya. Yang kedua, mereka berupaya mendorong industri vegetable oil dan turunannya. Artinya kebun dan sebagainya lebih meningkat lagi," jelas dia.
ADVERTISEMENT
Meski demikian, Enggar belum mengetahui kapan keputusan India tersebut selesai.
"Itu bukan wilayah kami dong. Sangat tidak bijak kapan dan sebagainya, itu kayak kita nanya schedule mereka," tambahnya.