Pedagang Hewan Kurban Turut Lakukan Upaya Pencegahan Wabah PMK

4 Juli 2022 16:10 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ketersediaan Sapi yang dijual oleh pedagang hewan kurban di daerah Jakarta Selatan, Senin (4/7/2022). Foto: Galang/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Ketersediaan Sapi yang dijual oleh pedagang hewan kurban di daerah Jakarta Selatan, Senin (4/7/2022). Foto: Galang/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Para pedagang hewan kurban turut merawat hewan dagangannya agar terhindar dari wabah penyakit mulut dan kuku (PMK). Beberapa di antaranya juga membangun komunikasi dengan peternak-peternak lain di Jawa Timur untuk belajar menangani wabah tersebut.
ADVERTISEMENT
Robi, salah satu pedagang hewan kurban di daerah Kebagusan, Jakarta Selatan, menceritakan beberapa upayanya untuk menghindari dan menangani wabah PMK.
“Kebetulan kita punya teman di Jawa Timur, jadi kita banyak belajar juga dari mereka untuk penanganannya. Penanganannya sih enggak sulit, yang sulit dikonsistensinya aja, kalau penangannya sudah sedikit mengerti, konsistensinya agak sulit karena kan harus rutin bersihkan kuku mulutnya, terus kuku kita semprot disinfektan,” ungkap Robi kepada kumparan, Senin (4/7).
Selain itu, Robi juga turut mengikuti aturan dari pemerintah untuk mengisolasi sapi peliharaannya serta mematuhi beberapa protokol yang disediakan untuk berdagang hewan kurban.
Vaksinasi diberikan ke sapi di wilayah Koperasi Peternakan Bandung Selatan (KPBS) di Pangalengan, Kabupaten Bandung. Foto: Liedzikri
Mulai dari laporan ke Kelurahan hingga Kecamatan setempat, lalu datang ke Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan dan Pertanian (KPKP) Provinsi DKI Jakarta.
ADVERTISEMENT
“Setelah saya ke Dinas KPKP, lalu pihak mereka dengan Dinas Kesehatan Hewan datang ke lokasi ini untuk mengecek hewan peliharaan saya. Jika sudah dicek dan terbukti sehat maka diberikan surat bebas sehat dari PMK dan mereka mengeluarkan surat rekomendasi pengeluaran hewan,” jelasnya.
Robi juga menjelaskan, pihak dari pemerintah sempat datang untuk cek kondisi sapi dagangannya. Soal penanganan dirinya juga telah melakukan protokol tersendiri dengan pemantauan berkala.
Jika terbukti ada yang bergejolak PMK maka dirinya akan membuat kandang terpisah agar sapi tersebut dapat diisolasi selama 2 minggu.
Ketersediaan Sapi yang dijual oleh pedagang hewan kurban di daerah Jakarta Selatan, Senin (4/7/2022). Foto: Galang/kumparan
Selain itu, ada juga Ismail, pedagang hewan kurban di daerah Fatmawati, Jakarta Selatan, juga menjelaskan bahwa dirinya telah menyediakan dana untuk perawatan sapi dagangannya. Sekitar Rp 500.000 disebutkan telah dirinya habiskan untuk perawatan satu ekor sapi agar terhindar dari wabah PMK.
ADVERTISEMENT
“Biaya obat multivitamin itu tambah biaya, karantina juga yang paling membengkak itu biaya vitamin dan antibiotiknya itu kan satu sapi aja kurang lebih Rp 500.000,” terangnya.
Ada juga Rafli pemuda yang melakoni usaha hewan kurban sejak tahun 2018 ini juga turut menjaga hewan peliharaannya dengan melakukan berbagai upaya untuk menjaga sapi peliharaannya seperti isolasi dengan datang ke tempat karantina dari pemerintah.
Adapun,dia juga menceritakan beberapa sapinya yang terdeteksi mengalami gejala PMK langsung diberikan obat untuk perawatan. Namun menurutnya ini cukup memberatkan karena dirinya harus mengeluarkan pengeluaran tambahan sehingga omzet menjadi turun.
“Beberapa sapi yang sudah ngasih gejala PMK akhirnya kita harus ngasih obat buat perawatannya, kalau dulu dulu tuh tidak ada kayak gitu,” jelas Rafli.
ADVERTISEMENT