OJK: Dana di Pasar Modal Capai Rp 67 T per Juni, Didominasi Investor Milenial

6 Juli 2021 15:06 WIB
·
waktu baca 1 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan Wimboh Santoso saat konferensi pers terkait dampak virus corona di Kemenko Perekonomian, Jakarta, Jumat (13/3).  Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan Wimboh Santoso saat konferensi pers terkait dampak virus corona di Kemenko Perekonomian, Jakarta, Jumat (13/3). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat penghimpunan dana di pasar modal hingga 29 Juni 2021 mencapai Rp 67,8 triliun secara year on year (yoy). Jumlah ini berasal dari 68 penawaran umum, khususnya dari sektor keuangan.
ADVERTISEMENT
Ketua Dewan Komisioner OJK, Wimboh Santoso mengungkapkan, jumlah investor di pasar modal terus naik menjadi 5,37 juta atau meroket 96 persen secara yoy. Menariknya, didominasi oleh investor ritel dan investor milenial.
"Saat ini ruang untuk konsumsi lebih sempit sehingga milenial lebih tertarik uangnya dimasukkan di pasar modal. Ini fenomena yang sangat bagus," kata Wimboh dalam webinar Bisnis Indonesia Mid Year Economic Outlook 2021, Selasa (6/7).
Wimboh menuturkan, sebenarnya kondisi pasar keuangan terpantau melambat sejak pertengahan Maret hingga Mei 2021. Hal ini terdorong oleh dinamika emerging market akibat adanya pandemi COVID-19.
Meski begitu, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali menguat pada Juni lalu hingga bulan ini. Pada 2 Juli 2021, perdagangan IHSG ditutup di level 6.023,01 atau menguat 0,63 persen secara month to date (mtd) atau naik 0,73 persen secara year to date (ytd) dan Net Buy Rp 24,7 triliun.
ADVERTISEMENT
"Memang tidak besar seperti di awal-awal tahun lalu. Tapi kelihatannya di pasar modal ini, volatilitas harga masih terjaga," ujarnya.
Hingga akhir tahun, OJK memperkirakan dana yang bisa terhimpun di pasar modal akan meningkat di kisaran Rp 150 triliun hingga Rp 180 triliun karena masih banyaknya investor baru dari kalangan milenial sebagai investor ritel.