Nasib Negara Berkembang Dihantam Pandemi: Vaksinasi Rendah, Ekonomi Terkoreksi

28 Juli 2021 15:02 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Warga beraktivitas di rumahnya berlatar belakang hunian bertingkat di kawasan Sunter, Jakarta Utara, Sabtu (9/5/2020). Foto: ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan
zoom-in-whitePerbesar
Warga beraktivitas di rumahnya berlatar belakang hunian bertingkat di kawasan Sunter, Jakarta Utara, Sabtu (9/5/2020). Foto: ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Pandemi COVID-19 belum menunjukkan tanda-tanda akan mereda dalam waktu dekat. Adanya varian Delta membuat banyak negara yang tadinya sudah melonggarkan kegiatan untuk menggenjot lagi sektor ekonomi, harus kembali memperketat.
ADVERTISEMENT
Akibatnya, banyak negara yang ekonomi kembali terkoreksi. Walaupun dalam rilis terbaru World Economic Outlook (WEO) Juli 2021, IMF memproyeksikan ekonomi global bisa tumbuh 6,0 persen di tahun 2021, tidak berubah dibandingkan WEO April 2021, dan 4,9 persen pada 2022 (naik 0,5 percentage point atau pp).
"Solidnya proyeksi perekonomian global lebih didukung tambahan stimulus fiskal yang kuat dan akselerasi vaksinasi yang memungkinkan reopening lebih luas, khususnya di negara-negara maju seperti AS dan Eropa," demikian siaran pers dari Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan, Rabu (28/7).
Sejalan dengan hal tersebut, volume perdagangan global juga diperkirakan solid, di mana pada tahun 2021 diprediksi mengalami pertumbuhan 9,7 persen (naik 1,3 pp). Pertumbuhan yang kuat pada aktivitas perdagangan menunjukkan bahwa sektor eksternal juga menjadi faktor utama yang mendorong tumbuhnya ekonomi global.
ADVERTISEMENT
Nasib Ekonomi Negara Maju Vs Negara Berkembang
Namun meskipun angka-angka proyeksi itu terlihat optimistis, pemulihan ekonomi global tidak terjadi secara merata (uneven recovery). Perbedaan situasi pandemi Covid-19, kecepatan vaksinasi, dan dukungan stimulus ekonomi jadi musababnya.
Secara garis besar, kelompok negara maju mengalami kenaikan proyeksi didukung perluasan reopening, jangkauan vaksinasi yang tinggi, serta stimulus yang masif.
Contoh paling terlihat seperti yang terjadi di Amerika Serikat (proyeksi pertumbuhan ekonomi 2021 naik 0,6 pp), Zona Euro (naik 0,2 pp), dan Korea Selatan (naik 0,7 pp).
Sementara negara berkembang, nasibnya malah mengalami penurunan proyeksi, utamanya akibat pemberlakuan pembatasan lebih ketat di tengah penyebaran varian Delta.
Tingkat vaksinasi yang relatif rendah di negara berkembang juga dianggap memberikan risiko kerentanan terhadap kesinambungan pemulihan ekonomi ke depan.
ADVERTISEMENT
Beberapa negara yang mendapat revisi ke bawah antara lain India (-3,0 pp), Malaysia (-1,8 pp), Filipina (-1,5 pp), Thailand (-0,5 pp) dan Indonesia (-0,4 pp). Meskipun proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia dari IMF untuk tahun 2021 yakni 3,9 persen masih dalam rentang proyeksi Pemerintah pada 3,7 hingga 4,5 persen.
Dalam keterangannya, BKF Kemenkeu menyebutkan meskipun outlook ekonomi global masih solid, risiko dan ketidakpastian masih sangat tinggi. Kehadiran varian Delta yang sangat menular membayangi upaya pengendalian pandemi dan pemulihan ekonomi di banyak negara.
WHO melaporkan varian ini telah menyebar di 124 negara dan bahkan menjadi varian yang mendominasi di berbagai negara, seperti Indonesia, Inggris, Rusia, Malaysia, Thailand, dan Afrika Selatan.
Oleh karena itu, banyak negara kembali melakukan pengetatan aktivitas atau menunda reopening dalam rangka mengendalikan lonjakan kasus yang terjadi. Langkah antisipasi lainnya yang dilakukan adalah memperkuat testing serta mengakselerasi vaksinasi.
ADVERTISEMENT
Selain adanya varian Delta, perekonomian global juga harus waspada terhadap kemungkinan percepatan normalisasi kebijakan moneter AS sebagai implikasi dari pemulihan ekonomi yang cepat, yang dapat mendorong pembalikan arus modal menuju negara tersebut.
Bagaimana Nasib Indonesia?
Kepala BKF Kementerian Keuangan, Febrio Kacaribu. Foto: facebook
BKF menyampaikan jika Indonesia akan terus mengambil manfaat dari prospek ekonomi global yang masih kondusif, sembari terus mewaspadai risiko-risiko yang ada.
Permintaan produk ekspor diperkirakan masih baik, seiring solidnya outlook pertumbuhan global menjadi peluang untuk terus mendorong kinerja manufaktur di 2021.
"Untuk itu, strategi Indonesia ke depan akan terus fokus pada upaya pengendalian pandemi, melindungi kesejahteraan masyarakat dan mendorong pemulihan ekonomi nasional, serta terus meningkatkan daya saing," tulis BKF.
Dengan adanya ancaman varian Delta, Indonesia terus memperkuat kebijakan di sisi kesehatan dan perlindungan sosial. Pemerintah telah memutuskan memperpanjang PPKM Level IV hingga 2 Agustus 2021 guna tetap mengendalikan pandemi yang saat ini sudah mulai menunjukkan penurunan kasus.
ADVERTISEMENT
Selain itu, pemerintah juga terus fokus pada kebijakan prioritas di bidang kesehatan seperti mempercepat vaksinasi, memperkuat 3T, dan mendorong disiplin 5M. Sementara itu, untuk membantu masyarakat terdampak di tengah penerapan kebijakan PPKM, APBN hadir memberi perluasan perlindungan sosial dan dukungan bagi UMKM, yang diiringi upaya percepatan penyalurannya.
Dengan kembali meningkatnya tren kasus harian global, semua negara tidak boleh lengah dan harus terus mewaspadai penyebaran Covid-19. serta risiko munculnya varian Covid-19 yang baru.
Kepala Badan Kebijakan Fiskal, Kementerian Keuangan, Febrio Kacaribu mengungkapkan bahwa Indonesia harus dapat belajar dari pengalaman berbagai negara dalam kurun waktu 1,5 tahun terjadinya pandemi, di mana pemulihan akan terjadi apabila diiringi dengan penanganan kesehatan yang tepat.
"Pandemi Covid-19 memberikan ketidakpastian yang sangat tinggi terhadap ekonomi. Kita perlu sangat hati-hati dan terus menjaga disiplin pada protokol kesehatan. Kita juga belajar bahwa akselerasi vaksinasi menjadi salah satu kunci utama pengendalian kasus," ujar Febrio.
ADVERTISEMENT
Harus Percepat Vaksinasi
Seorang anak didampingi saat menerima vaksin COVID-19 Sinovac di Sentra Vaksinasi COVID-19 khusus anak di Taman Impian Jaya Ancol, Jakarta, Sabtu (24/7/2021). Foto: kumparan
Di level global, pimpinan dunia, seperti dalam forum G20, menggunakan seluruh upaya mengatasi eskalasi gelombang baru Covid-19 akibat varian Delta. Hal tersebut dilakukan dengan menjamin akses vaksin yang merata ke seluruh negara serta memastikan ketersediaan dana untuk memberikan stimulus, baik itu di bidang kesehatan maupun perlindungan sosial.
Dengan demikian, diharapkan tingkat kasus Covid-19 di berbagai negara pun dapat segera dikendalikan. Vaksinasi memang merupakan salah satu kebijakan kunci bagi setiap negara untuk mengendalikan pandemi Covid-19.
Indonesia sendiri saat ini menargetkan untuk mendorong vaksinasi harian di tingkat 1,5 juta dosis, dan akan terus ditingkatkan secara gradual. Per 27 Juli 2021, total kumulatif vaksin yang telah diberikan pada masyarakat mencapai 63,94 juta dosis.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, Pemerintah juga telah memastikan bahwa jumlah vaksin tersedia agar percepatan vaksinasi dapat dilaksanakan sesuai target. Ke depan, Pemerintah akan tetap bekerja keras untuk terus melakukan percepatan vaksinasi agar pelaksanaannya konsisten sesuai dengan target yang ditetapkan.
Melalui kebijakan pengetatan serta berbagai upaya yang dilakukan di bidang kesehatan, Indonesia diharapkan dapat mengatasi lonjakan pandemi Covid-19, sehingga proses pemulihan ekonomi pun dapat berjalan dengan baik.