Mundur dari Target, Sub Holding PTPN III Bakal IPO Tahun Depan

22 Agustus 2022 16:37 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Direktur Utama PT Perkebunan Nusantara, Mohammad Abdul Ghani. Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Direktur Utama PT Perkebunan Nusantara, Mohammad Abdul Ghani. Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Holding BUMN Perkebunan, PT Perkebunan Nusantara III atau PTPN III (Persero), tengah menyiapkan Subholding Palm Co. Rencananya Palm Co tersebut akan melaksanakan penawaran umum perdana atau initial public offering (IPO) tahun ini, namun harus mundur hingga tahun depan.
ADVERTISEMENT
Dikonfirmasi terkait hal itu, Direktur Utama PTPN III Mohammad Abdul Ghani menjelaskan bahwa untuk membentuk Subholding dibutuhkan waktu yang lama, sebelum kemudian melakukan IPO.
"Proses Subholding-nya susah, ternyata tidak mudah kan ada 10 PTPN. Makannya bertahap tidak sampai 10 langsung," kata Ghani pada forum Ngopi Bareng BUMN di Kantor Kementerian BUMN, Senin (22/8).
Adapun Subholding tersebut adalah upaya PTPN III untuk lebih fokus pada dua komoditas utama. Pertama adalah sawit yang akan dikelola Palm Co, dan komoditas tebu yang akan dikelola Sugar Co.
Untuk proses IPO Palm Co sendiri, Ghani menjelaskan pihaknya akan menargetkan bisa terlaksana pada tahun depan. Untuk itu pembentukan Subholding Palm Co ditargetkan bisa dirampungkan pada akhir Oktober nanti.
ADVERTISEMENT
"Jadi akhir Oktober paling lambat selesai (pembentukan subholding) maka persiapan IPO kita hitung-hitung tadinya mau akhir (tahun) ini tapi jadi berubah ke tahun depan. Mudah-mudahan di kuarter 2 atau 3 tahun 2023," urainya.
Dari IPO tersebut Ghani menargetkan bisa meraup dana sebesar Rp 5 hingga Rp 10 triliun. Setelah IPO, PTPN III akan fokus untuk memperluas area perkebunan mereka yang saat ini hanya sekitar 550 hektare atau 4 persen dari total luas perkebunan sawit nasional. Selain luasan lahan, PTPN III juga akan meningkatkan jumlah kapasitas produksi.
"Dari sisi luas saat ini PTPN (hanya) 4 persen (dari luas nasional) dari sisi kontribusi produksi 6 persen. Kita akan naikkan dengan IPO ini, kita pastikan. Karena begini, rata-rata (produksi) CPO PTPN sekitar 5 ton per Ha. Itu tertinggi di Indonesia secara korporasi. Tapi ada yang 3 (ton) dan 6 (ton), ini yang rendah-rendah akan kita tarik," pungkasnya.
ADVERTISEMENT