Menguak Hubungan Dagang Indonesia-Israel: RI Banyak Impor Mesin, Tapi Cuan

30 Desember 2020 11:33 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi pet kemas Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi pet kemas Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
ADVERTISEMENT
Wacana normalisasi hubungan Indonesia dan Israel sempat memanas di ruang publik. Meski demikian, isu tersebut buru-buru ditampik oleh Kementerian Luar Negeri Indonesia.
ADVERTISEMENT
Habis ditampik, muncul kabar baru dari Amerika Serikat yang menyebut negeri Paman Sam bakal berinvestasi di Indonesia, jika negara ini mau menormalisasi dengan Israel.
Atas terpaan isu tersebut Indonesia menegaskan sikapnya tak berniat membuka hubungan diplomatik dengan Israel sebelum Palestina merdeka.
“Hingga saat ini tidak terdapat niatan Indonesia untuk membuka hubungan diplomatik dengan Israel," tegas Retno dalam keterangan pers daring Kemlu, Rabu (16/12).
Menlu RI Retno Marsudi dalam pertemuan antar Menlu ASEAN. Foto: Dok. Kemlu
Meski tak memiliki hubungan diplomatik dan acapkali tegang, hubungan Indonesia dan Israel sebenarnya telah terjalin lama lewat perdagangan. Jejaknya bisa ditelusuri sejak era Orde Baru.
Pada 1979, Indonesia dikabarkan membeli 2 pesawat tempur Skyhawk model A-4E dan TA-4Hs dari Israel. Hal itu terangkum dalam buku Jim Winchester berjudul Douglas A-4 Skyhawk: Attack and Close Support Fighter Bomber (2005).
ADVERTISEMENT
Pesawat itu sebenarnya ditawarkan oleh AS saat Wapres Walter Mondale berkunjung ke Jakarta tahun 1978. Ada 16 pesawat yang ditawarkan, 2 di antaranya adalah stok dari Israel.
"Kemungkinan bahwa penjualan pesawat ini atas inisiasi Israel, tapi lantas ditengahi AS untuk menghindari sensitivitas masyarakat muslim," tulis Jim Winchester.
Perdagangan Israel-Indonesia terus berlanjut hingga kini. Meski tidak memilliki hubungan diplomatik, hubungan dagang Indonesia-Israel bahkan tercatat di Badan Pusat Statistik (BPS).
Dalam 5 tahun terakhir misalnya, Indonesia-Israel mencatatkan nilai perdagangan yang cukup fluktuatif. Pada 2015 nilainya USD 194,4 juta, sedangkan pada 2019 nilainya turun menjadi USD 145,9 (Rp 2,06 triliun).
Dari 5 tahun tersebut, 4 tahun di antaranya Indonesia cuan karena mencatatkan surplus perdagangan dengan Israel, yakni pada tahun 2015, 2017, 2018, dan 2019. Indonesia diuntungkan karena banyak mengekspor produk ketimbang impor dari Israel.
ADVERTISEMENT
Neraca perdagangan Indonesia dengan Israel pada 5 tahun terakhir mencatatkan surplus tertinggi pada 2019. Pada tahun tersebut, Indonesia mengekspor produk senilai USD 120,63 juta, sedangkan impor dari Israel bernilai USD 25,33 juta. Artinya perdagangan dengan Israel menyumbang devisa bagi Indonesia sebesar USD 95,29 juta (Rp 1,34 triliun).
Lantas sebenarnya apa yang diperdagangkan Indonesia sehingga bisa cuan dari Israel?
Mengutip data dari International Trade Center, produk unggulan Indonesia yang bernilai paling tinggi diekspor ke Israel ternyata merupakan kategori lemak dan minyak hewani. Nilainya mencapai USD 27,58 juta (sekitar Rp 390,15 miliar).
Selanjutnya disusul produk kakao dan olahan kakao (USD 13,10 juta), alas kaki (USD 9,51 juta), serat stapel buatan (USD 8,70 juta), dan karet (USD 7,64 juta).
ADVERTISEMENT
Jika melihat polanya, 10 produk unggulan yang bernilai paling tinggi diekspor Indonesia ke Israel terdiri dari produk minyak, perkebunan, pakaian, dan bahan kimia.
Sementara, produk yang diimpor Indonesia dari Israel lebih banyak berjenis teknologi. Paling tinggi nilainya adalah permesinan dan perlengkapan elektrik sebesar USD 8,19 juta (Rp 115,94 miliar).
Setelah produk itu, Indonesia juga paling banyak mengimpor barang dari logam tidak mulia (USD 6,25 juta), lokomotif kereta api atau perlengkapan dan bagiannya (USD 3,39 juta), kapal atau struktur terapung (USD 1,68 juta), dan arloji atau bagiannya (USD 1,46 juta).
Menariknya, Indonesia juga tercatat mengimpor produk dengan kode harmonized system (HS) produk plastik dan barang daripadanya sebesar USD 519 ribu (Rp 7,34 miliar). Ini adalah barang yang bernilai tertinggi peringkat 9 yang diimpor dari Israel.
ADVERTISEMENT