Melihat PLTU Terbesar Asia Tenggara yang Sudah Berusia Seperempat Abad

23 Maret 2019 16:31 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sejumlah wisatawan menaiki perahu yang akan membawa ke lokasi snorkling/diving di Pantai Binor dekat Kompleks PLTU Paiton di Probolinggo, Jawa Timur. Foto: Antara/Widodo S Jusuf
zoom-in-whitePerbesar
Sejumlah wisatawan menaiki perahu yang akan membawa ke lokasi snorkling/diving di Pantai Binor dekat Kompleks PLTU Paiton di Probolinggo, Jawa Timur. Foto: Antara/Widodo S Jusuf
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Memasuki kompleks pembangkit listrik bukanlah hal yang mudah. Proses perizinan yang berbelit harus dilalui. Maklum saja, objek vital nasional seperti Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) yang tak bisa dimasuki sembarang orang.
ADVERTISEMENT
Pada Jumat kemarin, kumparan berkesempatan untuk melihat dari dekat PLTU Paiton di Probolinggo, Jawa Timur. Saat memasuki kawasan yang tepat berada di wilayah pesisir pantai utara Jawa tersebut, tiga pos pemeriksaan harus dilalui.
Gunungan batu bara yang merupakan sumber energi pembangkit ini nampak terlihat saat mulai memasuki kawasan PLTU Paiton. Enam cerobong raksasa yang sebelumnya sudah terlihat dari jauh, mulai mengeluarkan uap putih pertanda pembangkit sedang bekerja.
Sejumlah wisatawan berenang sambil snorkling di Pantai Binor dekat Kompleks PLTU Paiton di Probolinggo, Jawa Timur. Foto: Antara/Widodo S Jusuf
Kompleks PLTU Paiton yang berada di lahan seluas 400 hektare tersebut, terdapat pembangkit Unit 3 milik PT Paiton Energi Company (PEC) 1x800 Megawatt (MW), Unit 5-6 PT Jawa Power 2x610 MW, Unit 7-8 PEC 2x610 MW, dan Unit 9 PLN 1x660 MW.
Ada dua pembangkit yang paling 'senior' di kawasan tersebut, yakni PLTU Paiton unit 1 dan 2. Pembangkit listrik berkapasitas 2x400 MW ini dikelola Pembangkitan Jawa-Bali (PJB) Unit Pembangkitan Paiton, anak usaha PT PLN (Persero).
ADVERTISEMENT
"PLTU Paiton 1-2 pada bulan ini tepat sudah berusia 25 tahun. Ini tidak mudah bagi PLTU untuk bisa bertahan dan tetap menjaga kelestarian lingkungan," kata General Manager PJB UP Paiton unit 1-2, Mustofa Abdillah, saat Media Gathering PT PLN (Persero) di Kompleks PLTU Paiton, Probolinggo, Jumat (22/3).
Suasana Kompleks PLTU Paiton di Probolinggo, Jawa Timur. Foto: Antara/Widodo S Jusuf
Mustofa mengatakan, PLTU Paiton memiliki komponen yang andal. Upaya perawatan yang dilakukan dan berbagai inovasi yang telah diterapkan, kata dia, membuat pembangkit listrik yang sudah berusia seperempat abad tersebut masih bisa bersaing.
"Kami melakukan tindakan preventif dengan pemeliharaan yang intensif terhadap komponen pembangkit. Selain itu juga terus memastikan ketersediaan suku cadang," ujarnya.
Adapun kapasitas daya pembangkit di kawasan PLTU Paiton secara keseluruhan mencapai 4.600 MW. Dengan beban puncak saat ini di sistem interkoneksi Jawa-Bali mencapai 27.000 MW, Paiton memasok hampir 20 persen.
ADVERTISEMENT
Tak hanya masalah pemeliharaan, Mustofa mengklaim kebersihan air laut juga menjadi fokus utama perusahaan. Dengan bersihnya air laut, maka hal tersebut akan membuat mesin awet dan lebih terjaga.
Suasana Kompleks PLTU Paiton di Probolinggo, Jawa Timur. Foto: Antara/Widodo S Jusuf
Caranya, kata dia, dengan pemberdayaan masyarakat sekitar untuk turut menjaga lingkungan. Dia mengklaim berbagai program sudah dilakukan seperti pemberdayaan nelayan dan membangun kawasan wisata.
"Kawasan pantai ini sangat bersih. Terumbu karang kami jaga dan terus lestarikan dengan memberdayakan nelayan dan masyarakat sekitar. Hasilnya, pariwisata tumbuh di sini. Bisa snorkling dan diving," katanya.
Dengan pemeliharaan lingkungan yang dilakukan, pada 2017 dan 2018 PJB Paiton berhasil memperoleh Proper Emas dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Penghargaan tersebut merupakan peringkat tertinggi bagi perusahaan dalam pengelolaan lingkungan.
ADVERTISEMENT