Lewat Eksyar, BI Genjot Ekonomi Syariah

12 September 2019 21:39 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Deputi Gubernur Bank Indonesia, Rosmaya Hadi dalam pembukaan Festival Ekonomi Syariah, Kalimantan Selatan, Kamis (12/9). Foto: Nurul Nur Azizah/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Deputi Gubernur Bank Indonesia, Rosmaya Hadi dalam pembukaan Festival Ekonomi Syariah, Kalimantan Selatan, Kamis (12/9). Foto: Nurul Nur Azizah/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Peluang Indonesia untuk mendorong ekonomi syariah lebih berkembang lagi masih cukup besar. Strateginya adalah dengan menjadikan penduduk Indonesia yang mayoritas adalah muslim sebagai sumber penggerak.
ADVERTISEMENT
“Tren di dunia kini yang menjadikan ekonomi dan keuangan syariah dapat menjadi sumber pertumbuhan baru,” kata Deputi Gubernur Bank Indonesia, Rosmaya Hadi, dalam Pembukaan Festival Ekonomi Syariah Wilayah KTI Tahun 2019 di Kalimantan Selatan, Kamis (12/9).
Rosmaya menambahkan Indonesia harus menjadi produsen dalam ekosistem halal agar bisa menggenjot ekonomi syariah. BI pun mencetuskan program Eksyar yaitu Ekonomi Syariah Islam.
Kebijakan ini nantinya diwujudkan dalam 3 program utama. Pertama, pengembangan ekonomi syariah dengan membesarkan ekosistem halal value chain pada industri halal nasional. Maksudnya, langkah ini dilakukan untuk mendorong produk-produk halal seperti makanan, busana muslim, maupun pariwisata halal dapat dipasarkan hingga keluar negeri. Ujungnya untuk meningkatkan ekspor juga pendapatan devisa.
Deputi Gubernur Bank Indonesia, Rosmaya Hadi dalam pembukaan Festival Ekonomi Syariah, Kalimantan Selatan, Kamis (12/9). Foto: Nurul Nur Azizah/kumparan
Kedua, BI tengah melakukan pendalaman pasar keuangan syariah. Caranya dengan mengeluarkan instrumen Sukuk Bank Indonesia (SUKBI) yang ditujukan untuk mendukung dan memperkuat pengelolaan likuiditas perbankan syariah.
ADVERTISEMENT
“Ketiga, BI melakukan kampanye untuk mendorong halal lifestyle yang mendukung halal value chain,” imbuhnya.
Rosmaya menekankan, Indonesia perlu segera mengambil ceruk pasar global produk-produk halal. Misalnya saja, China sebagai pengekspor busana muslim terbesar dunia. Sedangkan Thailand sudah dikenal sebagai pemasok makanan halal dunia terbesar.
“Australia dan Brasil yang menjadi pemasok daging halal terbesar ke Timur Tengah, Korea Selatan mendeklarasikan diri sebagai pusat wisata halal dunia, dan Inggris sudah lama dikenal sebagai pusat keuangan syariah dunia,” sebut dia.