Lagi-lagi Anies Dipuji Buruh Karena Naikkan UMP: Cerdas, Bijaksana, dan Berani

28 Desember 2021 16:57 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan temui massa buruh di Gedung Balai Kota DKI Jakarta. Foto: Muhammad Darisman/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan temui massa buruh di Gedung Balai Kota DKI Jakarta. Foto: Muhammad Darisman/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Gelombang demonstrasi masa buruh di setiap provinsi di Indonesia menuntut kenaikan upah minimum terus nyaring terdengar. Beberapa gubernur ada yang tak mau memenuhi keinginan buruh, namun ada juga yang luluh seperti Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.
ADVERTISEMENT
Anies mengabulkan tuntutan para buruh dengan menaikkan UMP DKI Jakarta 2022 dari 0,85 persen menjadi 5,1 persen. Kebijakan Anies pun dipuji para buruh seperti dilontarkan Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) Said Iqbal.
“KSPI dan buruh Indonesia mendukung penuh dan memberikan apresiasi kepada Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan yang dengan cerdas, dan bijaksana, dan penuh keberanian telah merevisi kenaikan UMP DKI Jakarta menjadi 5,1 persen,” ujar Said pada konferensi pers, Selasa (28/12).
Berbeda dengan Anies yang mendapat sanjungan, Gubernur Banten Wahidin Halim justru menuai kritik pedas dari kaum buruh. Said bahkan mengatakan Gubernur Banten telah hilang akal sehat.
“Akal sehat dan hati nurani Gubernur Banten telah hilang, bukannya berdialog, tidak pernah satu kali pun menerima aksi buruh. Jangankan menemui pendemo malah mengkriminalisasi buruh,” ujar Said.
Anies Baswedan Bersama Wahidin Halim Foto: Johanes H/kumparan
Kritik pedas itu adalah buntut dari dimejahijaukannya sejumlah buruh oleh Wahidin Halim setelah melakukan aksi penuntutan kenaikan upah minimum di kantor Gubernur Banten pada 22 Desember 2021 lalu.
ADVERTISEMENT
Said juga mengingatkan Wahidin Halim agar menggunakan kedudukannya sebagai gubernur dengan bijaksana, bukan seolah menjadi raja yang punya kuasa sewenang-wenang atas rakyatnya. Untuk itu, Said menegaskan pihaknya akan terus melanjutkan perjuangan kaum buruh di Banten untuk menuntut Gubernur Banten merevisi kenaikan upah minimum.
“Dimulai tanggal 5 Januari, puluhan ribu buruh se-Banten kembali beraksi demonstrasi di kantor Gubernur Banten setiap hari sampai ada revisi nilai UMK oleh Gubernur Banten,” kata dia.