Konstruksi Smelter Pomalaa Dimulai, Bakal Menyerap hingga 12.000 Pekerja

28 November 2022 8:57 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ground breaking proyek Smelter Pomalaa Vale Indonesia dan Zhejiang Huayou Cobalt Co., Ltd, dihadiri oleh Menko Marves Luhut B Panjaitan, Minggu (27/11/2022). Foto: Fariza Rizky Ananda/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Ground breaking proyek Smelter Pomalaa Vale Indonesia dan Zhejiang Huayou Cobalt Co., Ltd, dihadiri oleh Menko Marves Luhut B Panjaitan, Minggu (27/11/2022). Foto: Fariza Rizky Ananda/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
PT Vale Indonesia Tbk (INCO) dan Zhejiang Huayou Cobalt Co., Ltd (Huayou) melaksanakan groundbreaking yang menandakan dimulainya konstruksi pabrik pengolahan nikel atau smelter berbasis High Pressure Acid Leach (HPAL) di Pomalaa, Kabupaten Kolaka, Sulawesi Tenggara.
ADVERTISEMENT
Presiden Direktur Vale Indonesia Febriany Eddy mengatakan proyek ini sudah masuk ke dalam daftar Proyek Strategis Nasional (PSN), dengan nilai investasi mencapai USD 4,5 miliar atau sekitar Rp 67,5 triliun.
Proyek digadang-gadang akan menjadi smelter HPAL terbesar di dunia. Hal ini lantaran produksi tahunan yang diperkirakan dari proyek ini mencapai 120.000 ton nikel dan sekitar 15.000 ton kobalt yang terkandung dalam produk Mix Hydroxide Precipitate (MHP).
Febriany pun memastikan Vale Indonesia bisa menjadi mitra bagi masyarakat lokal dan memastikan keseimbangan ekonomi, ekologi, dan dampak sosial, terutama dari sisi penyerapan tenaga kerja.
"Pembukaan proyek ini kami harap dapat menyerap tenaga kerja sampai 12.000 orang dari pabrik dan tambang," ujarnya saat groundbreaking proyek Pomalaa di Kolaka, Sulawesi Tenggara, Minggu (27/11).
Menko Marves Luhut Binsar Panjaitan saat groundbreaking Proyek Pomalaa di Kolaka, Sulawesi Tenggara, Minggu (27/11/2022). Foto: Fariza Rizky Ananda/kumparan
Selain itu, dia juga memastikan penyerapan tenaga kerja di proyek ini mayoritas adalah tenaga kerja lokal. Meski begitu, kebutuhan tenaga kerja asing masih diperlukan di awal pembangunan smelter.
ADVERTISEMENT
"Dan kami sepakat akan ada beberapa pengalihdayaan bagi pekerja Indonesia seperti yang sudah kami lakukan secara konsisten di Luwu Timur," tegasnya.
Adapun dalam proyek ini Vale berperan memasok bijih nikel dari tambang, sedangkan Huayou akan memastikan pengolahan nikel berlangsung di pabrik berbasis HPAL yang akan memproduksi MHP.
Febriany menyebutkan, pihaknya yakin bahwa ekspansi Vale Indonesia di Pomalaa ini akan membawa dampak positif bagi perekonomian nasional khususnya di daerah di mana perusahaan beroperasi.

Luhut Pastikan Proyek Vale Indonesia Minim TKA

Ground breaking proyek Smelter Pomalaa Vale Indonesia dan Zhejiang Huayou Cobalt Co., Ltd, dihadiri oleh Menko Marves Luhut B Panjaitan, Minggu (27/11/2022). Foto: Fariza Rizky Ananda/kumparan
Ditemui usai agenda groundbreaking, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Panjaitan, juga memastikan Vale Indonesia tidak akan menyerap banyak tenaga kerja asing (TKA), khususnya dari China.
Meski demikian, dia menilai kebutuhan orang asing di sebuah proyek diperlukan untuk transfer teknologi kepada tenaga kerja asli Indonesia. Salah satunya Smelter Pomalaa ini, mengingat Huayou adalah pihak yang memiliki teknologi.
ADVERTISEMENT
"Sekarang Vale cuma 5 orang asing, dan nanti gradually, enggak mungkin dong, sekolahnya enggak ada tiba-tiba harus semua orang Indonesia, kan enggak masuk akal. Tapi sekarang bertahap sudah terjadi," kata Luhut.
"Anda lihat Morowali, sudah terlihat makin banyak orang Indonesia beberapa waktu ini," imbuhnya.