Kemenhub Gandeng AS untuk Hadapi Pesatnya Perkembangan Drone

15 Mei 2019 10:47 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kemenhub Gandeng Amerika Serikat dalam pengelolaan pesawat tanpa awak (drone). Foto: Dok. Kemenhub
zoom-in-whitePerbesar
Kemenhub Gandeng Amerika Serikat dalam pengelolaan pesawat tanpa awak (drone). Foto: Dok. Kemenhub
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Kementerian Perhubungan (Kemenhub) menjalin kerja sama dengan Amerika Serikat (AS) dalam menghadapi pesatnya perkembangan teknologi penerbangan sipil. Kerja sama tersebut merupakan bagian dari kelanjutan program Amerika - Indonesia Aviation Working Group (AWG).
ADVERTISEMENT
Salah satu pembahasan kerja sama mengenai pesatnya perkembangan teknologi dan penggunaan drone atau pesawat tanpa awak (Unmanned Aircraft System/UAS) untuk kepentingan komersial.
Dirjen Perhubungan Udara Kemenhub Polana Pramesti menjelaskan, drone menawarkan berbagai kemampuan dan kecanggihan, sehingga industri tersebut memiliki potensi ekonomi yang menjanjikan.
“Ini merupakan tantangan bagi regulator, dan membutuhkan waktu khusus untuk mengatur manajemen lalu lintas udara. Tantangan umum terletak pada mengintegrasikan pesawat berawak dan tak berawak dengan aman dan efisien terutama dalam penggunaan wilayah udara yang sama,” kata Polana dalam keterangan tertulisnya, Rabu (15/5).
Drone canggih Turki ANKA dipamerkan di Indo Defence 2018 Ekspo & Forum di Jakarta Expo Internasional Kemayoran. Foto: Nurul Nur Azizah/kumparan
Dengan adanya AWG, Polana berharap, kegiatan ini mampu memberikan sejumlah solusi dari tantangan yang dihadapi penerbangan saat ini seperti peraturan penerbangan terkait kedua negara, update teknologi pesawat tanpa awak serta sharing terkait bagaimana Pemerintah AS dalam penanganan operasi pesawat tanpa awak, serta membahas kesiapan infrastruktur Indonesia untuk menghadapi perkembangan pesawat tanpa awak beserta risiko dan pengawasannya.
ADVERTISEMENT
“Seperti yang kita ketahui, bahwa pengoperasian UAS telah memberikan sejumlah manfaat di berbagai sektor, oleh karena itu Ditjen Hubud perlu mendukung pengoperasian UAS yang berkelanjutan tetapi harus sesuai dengan aturan tanpa mengesampingkan keselamatan dan keamanan,” jelas Polana.
Sementara itu, Duta Besar AS untuk Indonesia Joseph R. Donovan mengatakan, working group yang dilaksanakan bertujuan untuk memperkuat kerja sama antara AS dan Indonesia khususnya di bidang aviasi. AS ungkap Donovan, memandang penerbangan menjadi tumpuan penting sebagai penghubung antarpulau di Indonesia. Di sisi lain, teknologi di sektor penerbangan juga terus berkembang sehingga ke depan Indonesia dan AS bisa saling bekerja sama.
“Sama seperti sektor ekonomi lainnya, industri penerbangan harus terus berkembang sejalan dengan teknologi. Salah satunya adalah New Aviation System (sistem aviasi terbaru), yakni Unmnaned Aircraft System (UAS) atau pesawat tanpa awak. Kami, AS melihat teknologi UAS akan memberikan dampak signifikan pada sektor penerbangan,” kata Donovan.
Drone pengirim barang dari JD.ID Foto: Helmi Afandi Abdullah/kumparan
Lebih lanjut, Donovan menilai, drone memiliki kemampuan dan kelebihan seperti mengirimkan bantuan dalam waktu cepat. Selain itu, drone dapat digunakan dalam membantu perkembangan ekonomi digital dan e-commerce serta meningkatkan keandalan pembangunan ekonomi dan infrastruktur.
ADVERTISEMENT
Sehingga kehadiran pesawat tanpa awak dinilai sangat efisien dan efektif dalam menjangkau daerah atau kawasan-kawasan remote yang memang sesuai dengan kondisi geografis Indonesia.
“Saat ini Amerika tertarik dan berkomitmen untuk mendorong industri penerbangan di Indonesia. Hal ini dibuktikan dengan adanya dukungan dari private sector company, pemerintah, stakeholder seperti FAA, TSA, Kementerian Perindustrian dan Perdagangan AS,” tuturnya.