Indonesia Ditargetkan Jadi Produsen Industri Halal Global di 2024

14 Mei 2019 16:52 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Konferensi Pers Bappenas soal peluncuran masterplan ekonomi syariah. Foto: Nicha Muslimawati/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Konferensi Pers Bappenas soal peluncuran masterplan ekonomi syariah. Foto: Nicha Muslimawati/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Pemerintah hari ini meresmikan Masterplan Ekonomi Syariah Indonesia (MEKSI) 2019-2024 yang merekomendasikan empat langkah dan strategi utama. Salah satunya agar Indonesia bisa menjadi pemain utama dalam industri halal di 2024.
ADVERTISEMENT
Menteri PPN/Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro mengatakan, Indonesia saat ini masih di posisi sepuluh besar konsumen global industri syariah. Dengan adanya MEKSI tersebut, diharapkan Indonesia menjadi produsen utama bagi industri halal global.
"Dengan adanya masterplan ini kami berharap Indonesia bisa masuk menjadi pemain utama, produsen industri halal global di 2024," ujar Bambang di kantornya, Jakarta, Selasa (14/5).
Untuk itu, Bambang merekomendasikan empat strategi agar hal tersebut dapat tercapai. Pertama, penguatan halal value chain dengan fokus pada sektor yang dinilai potensial dan berdaya saing tinggi.
Selanjutnya, penguatan sektor keuangan syariah dengan rencana induk yang sudah dituangkan dalam Masterplan Arsitektur Keuangan Syariah Indonesia (MAKSI) sebelumnya dan disempurnakan ke dalam rencana induk ini.
Konferensi Internasional Keuangan Syariah ke-2 Foto: Kelik Wahyu Nugroho/kumparan
Selain itu, penguatan sektor UMKM sebagai penggerak utama halal value chain. Kemudian penguatan ekonomi digital utamanya perdagangan (e-commerce, market place) dan keuangan (teknologi finansial) sehingga dapat mendorong dan mengakselerasi pencapaian strategi lainnya.
ADVERTISEMENT
Terakhir, mendorong kesadaran publik, peningkatan kuantitas dan kualitas sumber daya manusia, penguatan kapasitas riset dan pengembangan (R&D), penguatan fatwa, regulasi, dan tata kelola industri halal di Indonesia.
"Kita bisa mengubah posisi kita dari hanya menjadi konsumen menjadi produsen. Indonesia sangat dilirik," katanya.
Bambang melanjutkan, manfaat jika Indonesia bisa mengembangkan ekonomi syariah dan menjadi produsen di industri halal adalah memperbaiki defisit transaksi berjalan (current account deficit/CAD).
"Ini juga bisa memperbaiki CAD. Konsumsi tadi kebanyakan masih dikonsumsi dari luar negeri, maka dari itu kita butuh penguatan di segala sisi, baik dari supply chain dan sebagainya," tambahnya.