Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.102.2
Hadapi Tarif Trump, Korsel Gelontorkan Insentif untuk Sektor Otomotif
9 April 2025 10:08 WIB
·
waktu baca 3 menit
ADVERTISEMENT
Korea Selatan mengumumkan langkah-langkah bantuan darurat pada Rabu (8/4) untuk sektor otomotif guna mengurangi dampak dari tarif Presiden Amerika Serikat Donald Trump.
ADVERTISEMENT
Industri tersebut tercatat selama bertahun-tahun mengalami lonjakan ekspor ke AS.
Mengutip Reuters, langkah-langkah itu mencakup bantuan pembiayaan bagi produsen mobil, pemotongan pajak, serta subsidi untuk mendorong permintaan domestik.
Pemerintah Korea Selatan juga berjanji akan melakukan negosiasi dengan AS serta memperluas pasar ekspor.
Trump telah mengumumkan tarif sebesar 25 persen untuk mobil dan truk ringan impor yang mulai berlaku Kamis (9/4). Menurut analisis Reuters, tarif tersebut mencakup lebih dari USD 460 miliar nilai impor kendaraan dan suku cadang otomotif per tahun.
Pada tahun pertama, produsen kemungkinan masih akan menanggung sebagian beban tarif, tetapi seiring waktu mereka akan mulai menyesuaikan strategi produksi, bahkan bisa jadi menghentikan impor model-model kendaraan dengan penjualan rendah ke pasar Amerika Serikat.
ADVERTISEMENT
“Melihat proporsi produksi lokal produsen mobil Korea Selatan yang lebih rendah di AS, industri kami berada pada posisi yang kurang menguntungkan,” kata pemerintah dalam pernyataan resminya.
Tarif tersebut diperkirakan akan menyebabkan kerugian “signifikan” bagi produsen mobil dan suku cadang Korea Selatan, meski pemerintah mengakui belum dapat memperkirakan dampaknya secara kuantitatif.
Pangkas Pajak Mobil
Untuk mencegah masalah likuiditas, pemerintah Korea Selatan akan meningkatkan dukungan pembiayaan untuk sektor otomotif menjadi 15 triliun won (sekitar USD 10,18 miliar) pada tahun 2025, lebih tinggi dari target sebelumnya sebesar 13 triliun won.
Selain itu, pemerintah akan memangkas pajak pembelian mobil dari 5 persen menjadi 3,5 persen hingga Juni 2025. Subsidi kendaraan listrik juga akan ditingkatkan menjadi 30–80 persen dari harga diskon, naik dari level sebelumnya 20–40 persen, dengan masa berlaku yang diperpanjang hingga akhir tahun ini.
ADVERTISEMENT
Kemudian, pemerintah menyatakan akan secara aktif mendukung upaya produsen mobil untuk memperluas pasar ekspor ke negara-negara 'Global South', yakni negara-negara berkembang di Afrika, Amerika Latin, dan Asia, di mana permintaan sedang tumbuh.
Terkait tarif AS, pemerintah menyatakan: “Kami akan melakukan yang terbaik agar AS tidak memperlakukan Korea Selatan secara tidak adil dibandingkan dengan sekutu-sekutu lainnya, melalui jalur negosiasi dan penguatan kerja sama bilateral,” tanpa merinci lebih lanjut.
Pada tahun 2024, ekspor mobil Korea Selatan ke Amerika Serikat mencapai USD 34,7 miliar, atau sekitar 49 persen dari total ekspor otomotifnya.
Hyundai Motor pekan lalu menyatakan akan mempertahankan harga jual mobil di AS tetap stabil selama dua bulan ke depan untuk meredam kekhawatiran konsumen bahwa dampak tarif akan sampai ke harga di diler.
ADVERTISEMENT
Program tersebut berjalan hingga 2 Juni, setelah sebelumnya Hyundai mengumumkan investasi sebesar USD 21 miliar di AS bulan Maret. Co-CEO Hyundai Motor, Jose Munoz, mengatakan tidak ada rencana menaikkan harga mobil di AS, yang merupakan pasar dengan pendapatan terbesar bagi perusahaan tersebut.
Analis memperkirakan Trump sengaja menerapkan strategi tarif agresif demi mendapatkan kesepakatan cepat dalam proses negosiasi. Mereka juga mengingatkan bahwa kebijakan tarif ini bisa meningkatkan biaya produksi mobil secara menyeluruh.
Dampaknya bahkan diprediksi lebih besar terhadap rantai pasok kendaraan listrik (EV), mengingat ketergantungannya yang tinggi terhadap komponen dari China, berbeda dengan kendaraan berbahan bakar fosil yang rantai pasoknya lebih terdiversifikasi.