Genjot Batu Bara Kalori Tinggi, Penjualan PTBA ke Domestik Turun

15 November 2018 9:40 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kapal pengangkut batu bara di sungai musi, Palembang. (Foto: Abil Achmad Akbar/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Kapal pengangkut batu bara di sungai musi, Palembang. (Foto: Abil Achmad Akbar/kumparan)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Penjualan batu bara PT Bukit Asam (Persero) Tbk atau PTBA di pasar dalam negeri per triwulan III 2018 mengalami penurunan dibanding periode yang sama tahun lalu. Dalam laporan yang disampaikan perusahaan, tercatat penjualan batu bara domestik tahun ini turun menjadi 9,9 juta ton dibanding periode yang sama tahun lalu mencapai 11 juta ton.
ADVERTISEMENT
Sementara penjualan ekspor meningkat 39 persen dari 6,22 juta ton periode yang sama tahun lalu menjadi 8,6 juta ton per September 2018. Secara keseluruhan, total penjualan batu bara perseroan meningkat 8 persen dibanding September 2017 atau dari 17,2 juta ton menjadi 18,6 juta ton.
PT Bukit Asam (Foto: Facebook/PT Bukit Asam - Persero Tbk)
zoom-in-whitePerbesar
PT Bukit Asam (Foto: Facebook/PT Bukit Asam - Persero Tbk)
Sekretaris Perusahaan PTBA Suherman mengatakan, penjualan domestik turun karena perseroan tengah fokus untuk memproduksi batu bara berkalori tinggi. Batu bara ini 100 persen akan diekspor dan tidak dijual di dalam negeri.
“Karena tahun ini kita mulai produksi kembali batu bara High CV, yang semua hasilnya dijual untuk ekspor dan tidak ada yang digunakan untuk blending batu bara ataupun dijual untuk domestik, sehingga penjualan ekspornya menjadi lebih tinggi,” kata Suherman kepada kumparan, Kamis (15/11).
ADVERTISEMENT
Tahun ini, produksi batu bara berkalori tinggi PTBA 1,5 juta ton. Perusahaan akan menggenjot produksi baru bara jenis ini sebesar 3,5 juta-4 juta ton. Secara harga, penjualan batu bara berkalori tinggi lebih menarik bagi perusahaan karena lebih mahal ketimbang batu bara berkalori rendah yang dipatok USD 70 per ton untuk kebutuhan Domestic Market Obligation (DMO).
Secara keseluruhan, prospek produksi batu bara PTBA tahun depan meningkat. Tapi, angka pastinya masih dibahas dalam Rancangan Anggaran Kerja Perusahaan (RKAP) 2019. Direktur Utama PTBA Arviyan Arifin mengatakan, kenaikan produksi tahun depan akan mengikuti kemapuan armada kereta api untuk mengangkut batu bara dari site ke kapal tongkang perusahaan.
"Kinerja produksi tahun depan, tergantung pada PT KAI. Sekarang RKAP lagi dibahas. Yang pasti produksinya kita lebih baik. Jadi kenaikan produksi ini kita sinkronkan dengan kemampuan PT KAI," kata Arviyan kemarin.
ADVERTISEMENT
Selama triwulan III 2018, PTBA berhasil meraup laba sebesar Rp 3,93 triliun. Angka ini naik 50 persen dibanding laba bersih pada periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 2,63 triliun. Sementara marjin laba bersih naik 5 persen dibandingkan tahun lalu. Peningkatan laba bersih ini ditopang oleh penjualan yang naik signifikan.