Erick Thohir soal PLN: Jangan Karena Monopoli Lalu Pelayanan Tak Ditingkatkan

12 Juni 2020 16:30 WIB
comment
5
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Erick Thohir konferensi pers di Kompleks Istana Kepresidenan. Foto: Kevin S. Kurnianto/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Erick Thohir konferensi pers di Kompleks Istana Kepresidenan. Foto: Kevin S. Kurnianto/kumparan
ADVERTISEMENT
Kisruh mengenai tagihan listrik pelanggan PT PLN (Persero) yang naik tak wajar hingga di atas 200 persen masih belum reda. Protes pelanggan masih terlihat di media sosial perusahaan.
ADVERTISEMENT
Menteri BUMN Erick Thohir pun bukan suara. Menurutnya, jangan karena PLN merupakan satu-satunya perusahaan penyedia listrik di Indonesia, lalu pelayanannya tak ditingkatkan.
"Kita enggak mau apa yang jadi servisnya tidak prioritas, jangan gara-gara monopoli, tapi public servisnya perlu ditingkatkan. Ini bukan era kamu butuh listrik, ya datang ke sini (ke PLN)," kata Erick dalam konferensi pers secara daring, Jumat (12/6).
Meski begitu, Erick menegaskan bahwa tak ada kenaikan tarif yang dilakukan PLN. Menurutnya, tagihan listrik pelanggan banyak yang membengkak karena adanya akumulasi pemakaian yang belum tertagih pada saat pandemi COVID-19 merebak di bulan Maret-Mei. Selisih tagihan tersebut lantas dimasukkan dalam rekening bulan berikutnya, maka terjadi kenaikan.
PLN pun sudah mengeluarkan kebijakan skema cicilan bagi pelanggan yang tagihannya membengkak. Cicilan itu diberlakukan hingga September mendatang.
ADVERTISEMENT
"Kita kan biasa kalau enggak ditagih suka lupa, pas ditagih marah," lanjut Erick.
Warga memeriksa meteran listrik. Foto: ANTARA FOTO/Nova Wahyudi
Menurut Erick, dengan dimunculkannya Direktur Pemasaran PLN, perusahaan bisa fokus dalam meningkatkan pelayanan ke masyarakat. Selain itu, perusahaan juga melakukan inovasi melalui penggunaan smart meteran, smart distribusi, dan smart procurement.
Erick Thohir juga menyinggung soal belanja modal atau capital expenditure (capex) perusahaan yang terlalu tinggi, hingga Rp 100 triliun tahun ini. Besarnya belanja modal tersebut membuat proyek PLN rawan jadi lahan permainan.
"Saya minta cut (pangkas) 30-40 persennya, ini kadang capex jadi proyek, saya enggak mau ini jadi main proyek. Kalau main proyek, ini nanti kena batunya," terang dia.