BKPM: Belum Ada Investor Berminat Berinvestasi di Ibu Kota Baru

2 September 2019 12:19 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Suasana di PTSP-BKPM di Kantor BKPM, Gatot Subroto. Foto: Ela Nurlaela/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Suasana di PTSP-BKPM di Kantor BKPM, Gatot Subroto. Foto: Ela Nurlaela/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mencatat belum ada investor yang berminat investasi di Ibu kota baru, Kalimantan Timur. Kondisi ini tercermin melalui Online Single Submission (OSS) atau perizinan investasi melalui digital.
ADVERTISEMENT
Deputi Bidang Pelayanan Penanaman Modal BKPM, Husen Maulana, mengatakan hingga saat ini para investor masih cenderung berminat menanamkan investasi di luar Kalimantan Timur.
"Belum kelihatan minat investor ke arah sana (Kalimantan Timur). Kalau di media-media sudah kelihatan, mungkin ada investor yang tertarik untuk membangun infrastruktur di sana kan," kata Husen di kantor BKPM, Jakarta, Senin (2/9).
Presiden Jokowi pada pekan lalu telah mengumumkan lokasi pemindahan ibu kota baru, yakni Kabupaten Penajam Paser Utara dan Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur.
Selama ini, sektor pertambangan masih menjadi kontributor terbesar di Kalimantan Timur. Berdasarkan data Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Satu Pintu, sepanjang semester I 2019 realisasi investasi di Kaltim mencapai Rp 17,68 triliun.
Rancangan konsep Ibu Kota baru di Kalimantan. Foto: Dok. Kementerian PUPR
Adapun kebutuhan biaya untuk pemindahan ibu kota baru nilainya mencapai Rp 466 triliun. Anggaran ini akan terbagi dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), swasta, dan Kerja sama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU).
ADVERTISEMENT
Sementara secara umum, Husen mengatakan arus investasi pada tahun ini diprediksi lebih besar dibandingkan 2018. Sepanjang triwulan II 2019, realisasi investasi naik 13,5 persen menjadi Rp 200,5 triliun.
Selama periode tersebut, ada 5 kawasan yang menikmati investasi paling besar baik Penanaman Modal Asing (PMA ) maupun Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN), yakni Jawa Barat, DKI Jakarta, Jawa Timur, Jawa Tengah dan Banten.
"Memang trennya investasi PMDN dan PMA naik karena ada perbaikan pelayanan dan juga (iklim) investasi membaik," katanya.