Banyak Perempuan Dewasa Enggan Hamil, Penduduk 5 Negara Ini Terancam Punah

16 Januari 2023 12:10 WIB
·
waktu baca 2 menit

Foto ini mungkin mengganggumu, apakah tetap ingin melihat?

Ilustrasi pemeriksaan ibu hamil di bandara. Foto:  cunaplus/Shutterstock
Ilustrasi pemeriksaan ibu hamil di bandara. Foto: cunaplus/Shutterstock
ADVERTISEMENT

Banyak perempuan dewasa enggan hamil dan melahirkan, membuat penduduk lima negara ini terus menua. Organisasi Kerja Sama Ekonomi dan Pembangunan (OECD) menyoroti potensi krisis populasi, karena penduduk negara-negara itu terus menua.

ADVERTISEMENT

Jepang ada di posisi pertama yang perempuan dewasanya enggan hamil dan melahirkan. Dikutip dari Nikkei, Senin (16/1), sebanyak 27 persen perempuan dewasa hingga usia 50 tahun di Jepang tak melahirkan. Hambatan terutama mereka adalah sulit mendapatkan pasangan, sehingga tak menikah.

"Di Jepang, 27 persen perempuan yang lahir pada era 1970-an belum pernah melahirkan hingga usia mereka 50 tahun. Mengacu data OECD, ini merupakan yang terbesar di antara 17 negara dengan kecenderungan yang sama," tulis Nikkei mengutip data OECD.

Foto ini mungkin mengganggumu, apakah tetap ingin melihat?

Persentase penduduk perempuan dewasa tanpa anak di sejumlah negara meningkat. Sumber: Nikkei

Sementara jika rentang usianya dipersempit yakni 40-44 tahun, 21,6 persen perempuan Spanyol di kelompok usia itu tak hamil/melahirkan. Disusul berturut-turut Austria dengan 21,5 persen, Jerman 21 persen, dan Finlandia 20,7 persen.

ADVERTISEMENT

Akibatnya, sebagian negara-negara OECD penduduknya didominasi usia tua. Lima negara dengan penduduk yang terus menua yakni:

  • Italia

  • Portugal

  • Yunani

  • Jepang

  • Korea Selatan

Pada 2050, porsi penduduk tua kelima negara itu akan terus bertambah. Yang usia 65 tahun akan mencapai sepertiga dari total populasi. Jika program peremajaan penduduk gagal, secara statistik mereka bisa punah.

Read more!

Untuk menaikkan porsi penduduk muda, sejumlah negara telah menawarkan insentif biaya hidup, bagi mereka yang berkeluarga dan punya anak. Hal ini efektif menaikkan minat pernikahan dan kehamilan di kalangan perempuan di Inggris dan Amerika Serikat (AS).