Atasi Kelangkaan, Mendag Bakal Tambah Pasokan Gula 550 Ribu Ton

13 Maret 2020 13:37 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menteri Perdagangan Agus Suparmanto  saat konferensi pers terkait dampak virus corona di Kemenko Perekonomian, Jakarta, Jumat (13/3).  Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Menteri Perdagangan Agus Suparmanto saat konferensi pers terkait dampak virus corona di Kemenko Perekonomian, Jakarta, Jumat (13/3). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Gula menjadi salah satu bahan pokok yang susah dicari bersamaan dengan momen merebaknya virus corona. Kondisi tersebut juga diakui oleh Menteri Perdagangan Agus Suparmanto.
ADVERTISEMENT
Untuk itu, Agus bakal menambah pasokan gula hingga 550 ribu ton dalam waktu dekat. Namun, Agus belum mengungkapkan dari mana saja tambahan stok itu didapatkan.
“Gula kita akan tambahkan 550.000 ton dan sudah akan masuk sebagian akhir bulan sekitar 216.000 ton. Kondisi sekarang di distributor 159.000 ton,” kata Agus saat ditemui di Kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta, Jumat (13/3).
Sementara itu di bulan April juga akan ada penambahan stok gula sebanyak 250 ribu ton. Angka tersebut diharapkan bisa mencukupi kebutuhan gula di masyarakat.
“Sehingga sampai akhir Agustus stok gula target kita 670.000 ton tapi disesuaikan kondisi panen dari pada gula tersebut,” ujar Agus.
Ilustrasi gula pasir. Foto: Nugroho Sejati/kumparan
Seperti diberitakan sebelumnya, pengusaha menyebut keterlambatan pemerintah dalam membuka impor membuat pasokan gula langka. Tenaga Ahli Asosiasi Gula Indonesia (AGI) Yadi Yusriadi mengatakan, impor gula seharusnya sudah mulai dilakukan pada awal tahun.
ADVERTISEMENT
Keterlambatan ini membuat industri terpaksa membeli gula konsumsi di pasaran. Dampak lanjutannya, gula untuk konsumsi rumah tangga jadi menghilang dari pasar.
“Sehingga dengan keterlambatan ini, ada kemungkinan dari perusahaan-perusahaan makanan minum beli dari gula konsumsi. Jadi gula stok yang tipis juga digunakan konsumsi, juga industri beli dari masyarakat,” katanya kepada kumparan.
Yadi menuturkan, stok gula awal tahun 2020 hanya sekitar 1,080 juta ton. Sementara kebutuhan untuk industri diperkirakan sebanyak 250 ribu ton dalam sebulan. Lalu untuk konsumsi rumah tangga dibutuhkan 500 ribu ton per bulan.