Arcandra Kaji Usulan Pertamina Geser Proyek Kilang Tuban ke Situbondo
ADVERTISEMENT
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
ADVERTISEMENT
"Tentang ada ide sampaikan ubah lokasi di Tuban atau Situbondo. Dia (Pertamina) menyampaikan opsi itu (dua minggu lalu)," ungkap Arcandra saat ditemui di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Jumat (18/10).
Pemindahan lahan untuk proyek pembangunan kilang minyak memang diusulkan oleh Pertamina sejak beberapa bulan lalu. Alasannya karena lahan seluas 800 hektare di Tuban 50 persennya merupakan tanah milik Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK). Atas masalah itu, Arcandra berniat untuk memanggil Pertamina.
"Dua minggu lalu kita panggil (Pertamina) terkait masalah lahan. Ada ke sana, saya lagi evaluasi. Pertamina lagi evaluasi lokasinya. Nanti saya panggil lagi," ujarnya.
Sebagai regulator, Kementerian ESDM akan bertindak serius untuk mengawal proyek besar ini. Pembangunan kilang minyak Tuban diperlukan untuk menekan impor BBM. Sehingga dengan adanya kilang minyak Tuban maka produksi BBM dalam negeri bisa dinaikkan. Kemudian kualitas BBM-nya yang dihasilkan sudah memenuhi standar euro 4 ke atas.
ADVERTISEMENT
"Kita serius. Kita sudah fasilitasi Pertamina, sedang berusaha keras. Kan saya sudah terangi potensi kerugian kalau telat (dibangun). Nanti saya panggil lagi Direktur Mega Proyek Pertamina," tutur dia.
Pertamina diketahui sudah bermitra dengan perusahaan migas raksasa asal Rusia, Rosneft, di proyek GRR Tuban. Adapun perkiraan produk BBM yang nanti akan dihasilkan kilang Tuban adalah gasoline sebesar 80 ribu barel per hari, Solar 99 ribu barel per hari, dan Avtur 26 ribu barel per hari.
Sedangkan untuk produk baru Petrokimia adalah Polipropilen 1,3 juta ton per tahun, Polietilen 0,65 juta ton per tahun, Stirena 0,5 juta ton per tahun dan Paraksilen 1,3 juta ton per tahun.