Anies: Tanpa Status Ibu Kota, Jakarta Jalan Terus

26 Agustus 2019 17:58 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Gubernur Provinsi DKI Jakarta, Anies Baswedan (tengah) saat menghadiri peringatan 180 tahun berdirinya Gedung Gereja Immanuel Jakarta, pada Sabtu (24/8). Foto: Dok. PPID DKI Jakarta
zoom-in-whitePerbesar
Gubernur Provinsi DKI Jakarta, Anies Baswedan (tengah) saat menghadiri peringatan 180 tahun berdirinya Gedung Gereja Immanuel Jakarta, pada Sabtu (24/8). Foto: Dok. PPID DKI Jakarta
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan memastikan bahwa pembangunan di daerah yang dipimpinnya tetap akan berjalan meski status sebagai ibu kota negara yang merupakan pusat pemerintahan, dialihkan ke Kalimantan Timur.
ADVERTISEMENT
Anies menyebut bahwa pembangunan itu direncanakan selesai sampai dengan tahun 2030. Artinya pembangunan yang dimaksud berkaitan dengan penataan kota Jakarta, pasca-melepas status sebagai ibu kota.
"Bulan Februari lalu kita sudah bahas bahwa pembangunan Jakarta harus dilakukan percepatan. Kita menargetkan sampai 2030. Pembangunan itu ada yang dari swasta, APBD, APBN, ada yang KPBU (Kerja Sama Pemerintah Badan Usaha) itu sudah dibahas," kata Anies di Kompleks Istana Kepresidan, Jakarta, Senin (26/8).
"Jakarta rencana pembangunannya tetap jalan, dengan atau tanpa pusat pemerintahan di Jakarta itu jalan terus," imbuhnya.
Secara alami, Anies menyebut bahwa Jakarta sebagai kota bisnis sudah terbentuk. Tentunya, dengan segala kegiatan pasar yang mendorong peningkatan perekonomian untuk masyarakat.
Presiden Jokowi didampingi sejumlah menteri kabinet umumkan lokasi ibu kota baru. Foto: Fahrian Saleh/kumparan
"Mekanisme pasar sudah membentuk bahwa pusat kegiatan perekonomian di sini. Salah satu unsur pasar adalah jasa. Salah satu unsur jasa adalah jasa pemerintahan itu yang diputuskan pemerintah pusat. Tapi aspek semua yang lain di sini jalan terus. Tidak ada kekhawatiran," jelasnya.
ADVERTISEMENT
Dia kemudian menyebut bahwa fokus pembangunan yang dimaksud seperti pembangunan perumahan, hingga jaringan air bersih untuk masyarakat Jakarta.
"Satu adalah perumahan, jadi pembangunan perumahan di Jakarta. Kedua, pembangunan transportasi umum massal baik itu kereta api, LRT, MRT, mau pun jaringan bus seluruh Jakarta. Itu prioritas awal, " jelasnya.
"Kedua jaringan utilitas, jaringan pembuangan air, jaringan air bersih kita kebut 10 tahun," tandasnya.