Angkasa Pura I Diproyeksi Masih Merugi hingga Rp 601 Miliar di 2022

8 Desember 2021 19:41 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Suasana lengang area konter 'check in' Terminal Internasional saat hari pertama pembukaan kembali penerbangan internasional di Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Badung, Bali, Kamis (14/10/2021). Foto: Fikri Yusuf/ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Suasana lengang area konter 'check in' Terminal Internasional saat hari pertama pembukaan kembali penerbangan internasional di Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Badung, Bali, Kamis (14/10/2021). Foto: Fikri Yusuf/ANTARA FOTO
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
PT Angkasa Pura I (Persero) atau AP I memprediksi masih akan merugi di tahun ini dan tahun depan. Direktur Utama PT Angkasa Pura I Faik Fahmi memproyeksi laba tahun ini masih akan minus.
ADVERTISEMENT
Dengan cakupan 15 bandara, tahun in Angkasa Pura I diprediksi mengalami kerugian Rp 3,24 triliun.
"Memang kami memproyeksikan laba rugi kita di tahun 2021 ini mungkin masih akan minus Rp 3,24 triliun, dengan EBITDA minus Rp 209 miliar, dan arus kas nya juga akan minus Rp 1,1 triliun ya," ujar Faik dalam konferensi pers virtual, Rabu (8/12).
Kondisi ini diperkirakan masih akan berlanjut hingga tahun depan, namun membaik. Dia memprediksi laba tahun 2022 masih akan minus alias rugi Rp 601 miliar.
"Diproyeksikan tahun depan memang kita dan masih akan rugi sekitar Rp 601 miliar, tapi ini sudah jauh menurun dibanding dengan tahun 2021, dan positifnya adalah EBITDA-nya bisa positif sekitar Rp 1,5 triliun dengan arus kas operasi yang akan sudah positif sekitar Rp 1,15 triliun," jelasnya.
ADVERTISEMENT
Perusahaan melakukan sejumlah upaya. Salah satunya melalui restrukturisasi.
Dengan restrukturisasi, dia menargetkan total pendapatan bisa meningkat lebih tinggi dari Rp 4,86 triliun. Total beban juga ter-manage dengan baik menjadi Rp 5,46 triliun untuk 16 bandara.
"Termasuk tambahan satu bandara ini adalah bandara kita yang ada di Batam, karena tahun depan mulai akan dikelola oleh Angkasa Pura I yang konsorsium atau strategic partner dengan Incheon Airport," tuturnya.
Restrukturisasi yang dilakukan meliputi restrukturisasi keuangan, operasional, penjaminan dan fundraising. Kemudian dilakukan transformasi bisnis, dan juga optimalisasi aset.
"Jadi dari sisi restrukturisasi keuangan ini nantinya kita akan melakukan restrukturisasi terhadap utang dan pokok," tutupnya.
Adapun utang perusahaan kepada kreditur dan investor mencapai Rp 28 triliun. Ditambah kewajiban kepada karyawan dan yang lainnya sebesar Rp 4,7 miliar. Sehingga total kewajiban perusahaan sekitar Rp 32,7 triliun.
ADVERTISEMENT