Ada KRL, Yogyakarta - Solo Bisa Ditempuh 58 Menit

19 Januari 2021 19:50 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Becak baru saja meninggakan Stasiun Yogyakarta setelah mengantarkan penumpang Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Becak baru saja meninggakan Stasiun Yogyakarta setelah mengantarkan penumpang Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
KRL Yogyakarta - Solo segera beroperasi secara komersial dalam waktu dekat. Direktur Utama PT Kereta Commuter Indonesia, Wiwik Widayanti, mengungkapkan bahwa KRL tersebut bisa menempuh perjalanan dari Yogyakarta ke Solo dalam 58 menit.
ADVERTISEMENT
“Dengan frekuensi perjalanan 20 perjalanan sehari, dengan waktu tempuh 58 menit,” kata Wiwik saat webinar yang digelar PT KCI, Selasa (19/1).
Adanya KRL Yogyakarta - Solo bakal menambah layanan transportasi di wilayah tersebut. Selama ini di rute tersebut masyarakat biasanya menggunakan kereta Prambanan Ekspres atau Prameks.
“Jadi panjang jaringannya ini adalah 60 km. Jadi antara Yogya - Solo yang tadinya untuk Prameks hanya berhenti di 7 stasiun, sekarang operasionalnya adalah 11 stasiun KRL,” ujar Wiwik.
11 stasiun yang dimaksud adalah Stasiun Yogyakarta, Stasiun Lempuyangan, Stasiun Maguwo, Stasiun Brambanan, Stasiun Srowot, Stasiun Klaten, Stasiun Ceper, Stasiun Delanggu, Stasiun Gawok, Stasiun Purwosari, dan Stasiun Solobalapan.
Dirut KCI Wiwik Widayanti. Foto: Nicha Muslimawati/kumparan
Wiwik menjelaskan bagi masyarakat yang akan menikmati layanan KRL Yogyakarta - Solo tidak perlu membeli tiket kertas seperti saat perjalanan kereta api jarak jauh. Calon penumpang tinggal membeli tiket yang ditentukan mulai dari Kartu Multi Trip hingga uang elektronik, yang penting saldo harus sudah terisi sebelum naik. Ia juga memastikan di setiap stasiun akan dilengkapi loket dan mesin top up.
ADVERTISEMENT
Pihaknya menjalankan KRL dengan mengedepankan protokol kesehatan. Ia mengimbau apabila KRL Yogyakarta - Solo sudah beroperasi, masyarakat harus memakai masker dan segala yang mendukung pencegahan penularan COVID-19.

Alasan Dibangunnya KRL Yogyakarta - Solo

Setelah Jabodetabek, Yogyakarta - Solo dipilih sebagai wilayah yang akan dilintasi KRL. Dirjen Perkeretaapian Kementerian Perhubungan, Zulfikri, mengungkapkan bahwa salah satu alasan dipilihnya jalur Yogyakarta - Solo tidak lepas dari kepadatan lalu lintas penumpang di wilayah tersebut.
“Selain potensi penduduknya sendiri besaran penduduk aglomerasi Yogya - Solo berkembang sangat pesat ya hampir-hampir 10 juta. Kalau sudah 10 juta mutlak untuk ada angkutan massal,” kata Zulfikri saat webinar yang digelar PT KCI, Selasa (19/1).
Direktur Jenderal Perkeretaapian, Zulfikri Foto: Ela Nurlaela/kumparan
Zulfikri mengatakan pihaknya juga telah melakukan studi kelayakan pembangunan elektrifikasi yang menunjukkan potensi penumpang KRL di Yogyakarta - Solo. Dari studi tersebut diperkirakan ada 6 juta penumpang di 2021. Jumlah tersebut diperkirakan bakal meningkat setiap tahunnya.
ADVERTISEMENT
“Data tersebut yang mendasari kenapa KRL perlu dikembangkan di koridor Yogya - Solo suntuk memenuhi kebutuhan permintaan tadi,” ujar Zulfikri.
Pertimbangan lainnya adalah wilayah Yogyakarta - Solo banyak wisata yang tersebar. Menurutnya adanya transportasi tersebut bakal membantu masyarakat dalam berwisata juga.
“Selain juga untuk kegiatan harian, mereka juga banyak belanja-belanja, wisata potensi-potensi wisata juga. Nah itu sisi demand kebutuhan pergerakan,” ungkap Zulfikri.
Ada alasan teknis, yaitu Yogyakarta - Solo sudah mempunyai jalur ganda. Sehingga kapasitas yang sudah memadai tersebut bisa mendukung pembangunannya.
Zulfikri berharap adanya KRL Yogyakarta - Solo berdampak positif khususnya terhadap perekonomian yang terdampak pandemi COVID-19.
“Dengan dukungan transportasi umum massal dan ramah lingkungan tentunya kehadiran KRL sangat bermanfaat untuk memudahkan mobilitas dan diharapkan dapat meningkatkan, mendorong pemulihan ekonomi kawasan yang terdampak pandemi COVID-19,” tutur Zulfikri.
ADVERTISEMENT