2041, Cadangan di Tambang Bawah Tanah Freeport Masih Sisa 2 Miliar Ton

17 September 2018 20:38 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Suasana penggalian di Freeport.
 (Foto:   Instagram @freeportindonesia)
zoom-in-whitePerbesar
Suasana penggalian di Freeport. (Foto: Instagram @freeportindonesia)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
PT Indonesia Asahan Aluminium (Persero) atau Inalum sedang berupaya mengakuisisi 51 persen saham PT Freeport Indonesia (PTFI).
ADVERTISEMENT
Rencananya setelah menjadi pemilik saham mayoritas PTFI, Inalum akan bersama-sama Freeport mengembangkan tambang bawah tanah di Grasberg, Papua, pada 2021 hingga 2041.
Ada 5 tambang bawah tanah yang akan dikembangkan setelah cadangan di tambang terbuka Grasberg habis, yaitu DOZ Block Cave, Big Gossan, Grasberg Block Cave, Kucing Liar, dan Deep MLZ Block Cave.
Direktur Pembinaan Pengusahaan Mineral Kementerian ESDM Bambang Susigit mengatakan, cadangan mineral di tambang bawah tanah Grasberg masih sangat besar.
Bahkan pada 2041 setelah kontrak Freeport habis, cadangan dalam bentuk bijih yang tersisa masih 2,11 miliar ton. Data ini didapatkan Kementerian ESDM dari PTFI pada Desember 2017 lalu.
Bijih sebanyak 2,11 miliar ton itu, Bambang merinci, setara dengan logam emas 1.330 ton, perak 7.590 ton, dan tembaga 14,96 juta ton.
ADVERTISEMENT
“Kami buat simulasi kecil. Kalau produksi tidak berubah, dengan target 300 ribu (ton per hari), setelah 2041 Freeport itu masih punya cadangan bijih 2,11 miliar ton. Masih sangat banyak. Masih bisa dilanjutkan,” kata dia saat ditemui di Grand Hyatt, Jakarta, Senin (17/9).
Freeport (Foto: OLIVIA RONDONUWU / AFP)
zoom-in-whitePerbesar
Freeport (Foto: OLIVIA RONDONUWU / AFP)
Sementara itu, rencana produksi PTFI pada 2022-2041 jika mendapat perpanjangan dari pemerintah diperkirakan sebesar 50 juta ton konsentrat setara logam. Rinciannya adalah emas 1.287 ton, perak 3.776 ton, dan tembaga 13,7 juta ton.
Saat ini, produksi PTFI mencapai 180 ribu ton per hari. Sementara selama 2014-2018, rata-rata produksi mencapai 240 ribu ton per hari.
“Kalau produksi tidak ubah 300 ribu ton per hari, sampai 2041 cadangan bijih itu masih ada 2 miliar ton,” ucapnya.
ADVERTISEMENT
Senada dengan Bambang Susigit, Ketua Umum Indonesian Mining Institute (IMI) yang juga menjadi Ketua Tim Konsultan Audit Inalum, Irwandy Arif, mengatakan bahwa cadangan yang tersimpan di tambang bawah tanah Grasberg sekitar 1,96 miliar-2 miliar ton hingga kontrak dengan PFTI berakhir pada 2041.