Info Tarif Parkir Viral Tak Digugat, Justru Diapresiasi Karena Memberi Informasi

SEVIMA
Sentra Vidya Utama (Sevima) adalah Education Technology yang berdiri sejak tahun 2.004, dengan komunitas dan pengguna platform yang tersebar di lebih dari 1.000 kampus se-Indonesia. Bersama kita revolusi pendidikan tinggi, #RevolutionizeEducation!
Konten dari Pengguna
29 Januari 2022 13:22 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari SEVIMA tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Wawali Heroe Poerwadi
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Wawali Heroe Poerwadi
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Pemkot Yogyakarta secara tegas menyatakan tidak akan menggugat pengunggah postingan tarif parkir Rp 350 ribu yang viral di media sosial (medsos).
ADVERTISEMENT
Pemkot Yogyakarta justru mengucapkan terima kasih kepada pengunggah karena telah membantu memberi informasi terkait tarif parkir di Kota Yogyakarta.
Wakil Walikota Yogyakarta Heroe Poerwadi, dalam rilisnya Sabtu (22/1/2022) mengatakan telah terjadi kesalahpahaman, dan memang akhirnya informasi tersebut berkembang ke mana-mana. Tidak bisa dipungkiri karena kecepatan informasi medsos sehingga seolah-olah urutan kejadian menjadi tidak jelas.
"Jadi saat itu saya menjawab di beberapa unggahan di Instagram bahwa saya mengucapkan terima kasih atas klarifikasi dan kronologi kejadiannya dan posisinya yang sudah jelas sebagai korban. Maka saat itu juga saya bilang tidak ada rencana gugatan kepada pengunggah tersebut," jelasnya.
Hal ini karena posisinya sudah jelas bukan bagian dari yang melakukan mark up dan justru menjadi korban. Maka dari itu, tidak ada niat apapun dari Pemkot Yogyakarta untuk menggugat korban yang mengunggah postingan tersebut.
ADVERTISEMENT
Wawali menjelaskan kronologis dari kesimpangsiuran tersebut. Bermula ada viral kasus parkir yang nuthuk 350K. “Wartawan nanya, bagaimana Pak ? Saya cek kebenarannya dahulu, apakah itu parkir resmi atau bukan. Dishub akan koordinasi dengan Kepolisian untuk melakukan cek kebenarannya. Tetapi apapun pasti akan ditindak tegas dan tanpa ampun,” katanya.
Malam harinya, ada laporan bahwa bukan murni nuthuk, tapi kongkalingkong mark up, antara kru bus dan teman-temannya dan tukang parkir. Yang meminta kuitansi ditulis sebesar 350k.
Pada episode ini, Wawali juga menjawab Menteri Sandiaga Uno yang juga menaruh perhatian terhadap kasus itu di instagramnya dengan meletakkan persoalan yg terjadi. “Jika membaca di sana sebenarnya sudah clear persoalan sebenarnya, saat itu,” lanjutnya.
ADVERTISEMENT
"Jadi persoalan sebenarnya bergeser dari nuthuk ke mark up. Saat itu, kita menelusuri yg mengunggah ini siapa ? Termasuk bagian yang ikut mark up atau korban ? Dilihat dari unggahan pertama di ICJ, tidak jelas kronologi fakta dan posisinya tersebut. Unggahan pertama cerita kena thutuk 350 ribu tapi di lapangan setelah dicek, soal mark up," ujar Heroe Poerwadi.
Maka ketika wartawan bertanya lagi, Wawali mengatakan bus itu kemungkinan besar tidak ikuti aturan perjalanan PPKM di Jogja. Yaitu harus masuk Terminal Giwangan, untuk diperiksa perlengkapan kesehatan Covid-19, dan akan mendapat nomor parkir di tempat parkir resmi. Buktinya bus itu ada di tempat parkir liar. Yang kedua, isunya tidak lagi nuthuk, tapi mark up.
ADVERTISEMENT
“Yang ketiga, jikalau pengunggah adalah juga bagian dari yang mark up, maka kita laporkan juga. Karena sudah membuat berita palsu atau informasi yg tidak benar, yang menjadikan Kota Jogja menjadi korban dan jadi bulan-bulanan,” terang Heroe.
"Jadi membicarakan gugatan pengunggah itu, ketika posisi pengunggahnya belum diketahui sebagai bagian dari yang melakukan mark up atau sebagai korban. Dan di sinilah yg menjadi viral ke mana-mana," kata Wawali.
Beberapa saat kemudian Wawali mendapat informasi dan ada yang nge-tag di medsos, yang menginformasikan bahwa yang mengunggah sudah melakukan klarifikasi. “Yang menginformasikan pula beliaunya termasuk korban, dan telah menghapus unggahan pertama. Karena beliau termasuk yang merasa dipermainkan dengan kuitansi, bahkan ada dua dan berbeda,” kata Heroe.
ADVERTISEMENT
Jadi saat itu Heroe Poerwadi menjawab di beberapa unggahan di Instagram bahwa justru mengucapkan terima kasih atas klarifikasi dan kronologi kejadiannya, dan posisinya yang sudah jelas sebagai korban. Maka saat itu juga, Wawali menyatakan tidak ada rencana gugatan kepada pengunggah tersebut. Karena posisinya sudah jelas bukan bagian dari yang mark up, dan malah jadi korban.
"Kesalahpahaman terjadi karena kecepatan informasi di medsos. Urutan kejadian jadi kacau. Jadi yang benar urutannya kejadiannya seperti itu. Ada momentum, ada teksnya dan ada konteksnya," pungkasnya.