news-card-video
15 Ramadhan 1446 HSabtu, 15 Maret 2025
Jakarta
chevron-down
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45
Konten dari Pengguna

Mengenang 45 Tahun Wafatnya Bung Hatta

KH Anwar Abbas
Wakil Ketua Umum MUI, Ketua PP Muhammadiyah
14 Maret 2025 14:20 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari KH Anwar Abbas tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Bung Hatta. Foto: AFP
zoom-in-whitePerbesar
Bung Hatta. Foto: AFP
ADVERTISEMENT
Bung Hatta, salah satu proklamator kemerdekaan Indonesia, wafat pada 14 Maret 1980 di usia 78 tahun. Beliau meninggal di RSCM Jakarta setelah 11 hari dirawat di RS tersebut. Bung Hatta tidak dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata, melainkan di Pemakaman Umum Tanah Kusir Jakarta Selatan yang merupakan permintaan beliau sendiri.
ADVERTISEMENT
Sosok Bung Hatta bagi bangsa Indonesia adalah sosok yang sulit untuk dilupakan karena besarnya peran dan jasa yang telah beliau torehkan untuk kebaikan bangsa dan negara ini. Beliaulah yang telah meletakkan prinsip-prinsip yang harus kita junjung tinggi tentang bagaimana ekonomi di negeri ini harus dikelola.
Seperti dalam Pasal 33 UUD 1945 yang menyebut:
Dan disebutkan pula dalam Pasal 34 UUD 1945 yang mengatakan bahwa "fakir miskin dan anak-anak telantar dipelihara negara".
ADVERTISEMENT
Sistem ekonomi yang diletakkan oleh Bung Hatta bukanlah sistem ekonomi liberalisme kapitalisme, bukan pula sistem ekonomi sosialisme marxisme yang atheistik. Ia menggunakan sistem ekonomi sosialisme versi Indonesia yang dijiwai oleh nilai-nilai yang terdapat dalam sila-sila dalam Pancasila.
Oleh karena itu jika ada fakir miskin dan anak telantar di negeri ini, maka menjadi tugas negara untuk melindungi dan membantu mereka. Di samping itu, sosok Bung Hatta jelas menjadi sosok teladan bagi kita semua. Apalagi di saat praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme sangat marak di negeri ini.
Jika Bung Hatta membuat sebuah kebijakan, jangankan teman-temannya, istrinya sendiri pun tak tahu sehingga tabungan istri yang semula direncanakan untuk membeli mesin jahit, terpaksa batal karena nilai uangnya jatuh. Itulah Bung Hatta.
ADVERTISEMENT
Beliau memang seorang politisi. Tapi politisi merangkap negarawan. Di pikirannya bukan lagi diri sendiri dan keluarga serta kelompoknya, tetapi bangsa dan negaranya. Saat ini mencari sosok pemimpin seperti Bung Hatta jelas tidak mudah, tapi bukan tidak bisa.
Mudah-mudahan saja kita sebagai bangsa akan bisa mendapatkan pemimpin seperti beliau. Amiin.